Makassar, (Antara Sulsel) - Tanggung jawab merupakan sifat akan membawa kita berhasil menggapai mimpi. Semangat dan tanggung jawab tidak akan bisa dipisahkan. Dua kata ini jadi suatu kesatuan utuh yang tak boleh dipisahkan dalam menjalani kehidupan. Demikian salah satu prinsip hidup, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ( APTISI) Wilayah IX A Sulawesi , Prof Dr Hambali Thalib SH MH, ditemui Sabtu (7/12).
Ditegaskan, semangat dan tanggung jawab yang tertanam dalam diri dari kecil kemudian menjadi kebiasaan dan itu merupakan jalan menuju kesuksesan. Semangat-tanggung jawab tidak akan bisa dipisahkan. Suatu kesatuan utuh dan seiring dalam mengarungi kehidupan.
"Semangat tanpa tanggung jawab tidak akan melahirkan apapun. Tanpa tanggung jawab semangat itu tidak akan tumbuh. Sebaliknya jika tidak semangat, maka tidak akan memberi hasil yang memuaskan," ujar mantan Direktur PPs-UMI Makassar ini, seraya menambahkan, kedua prinsip itu telah jadi pegangan sejak kecil. Diajarkan oleh kedua orang tua dalam menghadapi pekerjaan. Prinsip itu pula katanya, juga diwariskan kepada anak-anaknya.
Guru Besar Fakultas Hukum UMI ini menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA di Pinrang. Merampungkan studi S1 di Fakultas Hukum Unhas. Dia lahir dan di besarkan dari keluarga sederhana , sehingga membuatnya termotivasi mempelajari bidang ilmu hukum.
Semasa di kampung, banyak persoalan hukum timbul di lingkungan tempat tinggalnya. Apalagi di era itu sistem pemertintahan masih otoriter, sehinga termotivasi untuk melakukan perlawan terhadap perilaku main hakim sendiri dan tidak memberi keadilan bagi rakyat, ungkapnya.
Sejak dari dulu dia senang membela orang kecil yang terkadang di kucilkan dan diremehkan. Sampai saat ini, persoalan hukum masih terus menjadi masalah bangsa. Masih banyak masyarakat kecil belum mendapatkan perlindungan hukum. Semangat ingin membela masyarakat kecil ini pun diikuti oleh anak-anaknya . Saat ini anaknya telah menjadi sarjana hukum dan ingin seperti bapaknya membela masyarakat kecil, tandas Hambali.
Sejak menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Unhas, dia mulai menangani kasus dan memberikan bantuan hukum ke masyarakat kecil. Salah satunya diantaranya, pernah memberi bantuan hukum untuk masyarakat di Pasar Pabaengbaeng Makassar. Dia juga tampil sebagai pembela prapradilan mahasiswa UMI. Saat ini dia aktif sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) UMI.
Hambali diangkat menjadi Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) Kopertis Wilayah tahun 1981. Aktif sebagai konsultan hukum. Melanjutkan studi S2 Hukum 1992 serta S3 Hukum di PPs-UNHAS 2002. Tahun 2005 diangkat menjadi guru besar bidang ilmu hukum. "Segala bentuk jabatan dan gelar semua tak ada apa-apanya jika kesombongan masih ada dalam diri," ungkapnya seraya menambahkan, akan terus menjalankan tugas sesuai dengan hukum yang berlaku.
* Jurnalis warga
Ditegaskan, semangat dan tanggung jawab yang tertanam dalam diri dari kecil kemudian menjadi kebiasaan dan itu merupakan jalan menuju kesuksesan. Semangat-tanggung jawab tidak akan bisa dipisahkan. Suatu kesatuan utuh dan seiring dalam mengarungi kehidupan.
"Semangat tanpa tanggung jawab tidak akan melahirkan apapun. Tanpa tanggung jawab semangat itu tidak akan tumbuh. Sebaliknya jika tidak semangat, maka tidak akan memberi hasil yang memuaskan," ujar mantan Direktur PPs-UMI Makassar ini, seraya menambahkan, kedua prinsip itu telah jadi pegangan sejak kecil. Diajarkan oleh kedua orang tua dalam menghadapi pekerjaan. Prinsip itu pula katanya, juga diwariskan kepada anak-anaknya.
Guru Besar Fakultas Hukum UMI ini menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA di Pinrang. Merampungkan studi S1 di Fakultas Hukum Unhas. Dia lahir dan di besarkan dari keluarga sederhana , sehingga membuatnya termotivasi mempelajari bidang ilmu hukum.
Semasa di kampung, banyak persoalan hukum timbul di lingkungan tempat tinggalnya. Apalagi di era itu sistem pemertintahan masih otoriter, sehinga termotivasi untuk melakukan perlawan terhadap perilaku main hakim sendiri dan tidak memberi keadilan bagi rakyat, ungkapnya.
Sejak dari dulu dia senang membela orang kecil yang terkadang di kucilkan dan diremehkan. Sampai saat ini, persoalan hukum masih terus menjadi masalah bangsa. Masih banyak masyarakat kecil belum mendapatkan perlindungan hukum. Semangat ingin membela masyarakat kecil ini pun diikuti oleh anak-anaknya . Saat ini anaknya telah menjadi sarjana hukum dan ingin seperti bapaknya membela masyarakat kecil, tandas Hambali.
Sejak menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Unhas, dia mulai menangani kasus dan memberikan bantuan hukum ke masyarakat kecil. Salah satunya diantaranya, pernah memberi bantuan hukum untuk masyarakat di Pasar Pabaengbaeng Makassar. Dia juga tampil sebagai pembela prapradilan mahasiswa UMI. Saat ini dia aktif sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) UMI.
Hambali diangkat menjadi Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) Kopertis Wilayah tahun 1981. Aktif sebagai konsultan hukum. Melanjutkan studi S2 Hukum 1992 serta S3 Hukum di PPs-UNHAS 2002. Tahun 2005 diangkat menjadi guru besar bidang ilmu hukum. "Segala bentuk jabatan dan gelar semua tak ada apa-apanya jika kesombongan masih ada dalam diri," ungkapnya seraya menambahkan, akan terus menjalankan tugas sesuai dengan hukum yang berlaku.
* Jurnalis warga