Makassar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) mengoptimalkan pemanfaatan rantai dingin atau "cold chain" guna meningkatkan produk perikanan tangkap di Sulawesi Selatan.
"Hal ini dimaksudkan untuk membatu meningkatkan produksi perikanan tangkap di Sulsel," kata Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda di Makassar, Kamis.
Rantai dingin atau cold chain merupakan sistem rantai pasok (supply chain) yang sangat memperhatikan tingkatan suhu pada setiap prosesnya. Tujuan dari rantai dingin ini adalah menjaga produk supaya tetap bersuhu dingin atau beku.
Dia mengatakan optimalisasi "cold chain" itu berdasarkan riset mengenai isu-isu strategis di bidang ekonomi dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi dan dukungan formulasi kebijakan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan di daerah yang berbasis pada kajian akademis (Research Based Policy).
Salah satu riset yakni optimalisasi pemanfaatan "cold chain" untuk meningkatkan produk perikanan tangkap di Sulsel. Riset tersebut merupakan hasil kerja sama (joint research) antara BI Sulsel dengan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB IPB).
Kerja sama riset tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada "stakeholders" di daerah terkait strategi dalam pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui optimalisasi "cold chain".
Menurut dia, riset optimalisasi pemanfaatan "cold chain" produk perikanan tangkap di Sulsel ini dilakukan dengan melihat potensi sumber daya perikanan yang sangat besar. Apalagi, sektor perikanan juga memiliki peran yang besar dalam perekonomian Sulsel.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel periode 2022 mencatat peran sub sektor perikanan merupakan yang terbesar terhadap total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 39,3 persen. Kemudian disusul oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 29,9 persen.
Adapun terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, masih dihadapi dengan sejumlah tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun domestik.
"Hal ini dimaksudkan untuk membatu meningkatkan produksi perikanan tangkap di Sulsel," kata Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda di Makassar, Kamis.
Rantai dingin atau cold chain merupakan sistem rantai pasok (supply chain) yang sangat memperhatikan tingkatan suhu pada setiap prosesnya. Tujuan dari rantai dingin ini adalah menjaga produk supaya tetap bersuhu dingin atau beku.
Dia mengatakan optimalisasi "cold chain" itu berdasarkan riset mengenai isu-isu strategis di bidang ekonomi dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi dan dukungan formulasi kebijakan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan di daerah yang berbasis pada kajian akademis (Research Based Policy).
Salah satu riset yakni optimalisasi pemanfaatan "cold chain" untuk meningkatkan produk perikanan tangkap di Sulsel. Riset tersebut merupakan hasil kerja sama (joint research) antara BI Sulsel dengan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB IPB).
Kerja sama riset tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada "stakeholders" di daerah terkait strategi dalam pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui optimalisasi "cold chain".
Menurut dia, riset optimalisasi pemanfaatan "cold chain" produk perikanan tangkap di Sulsel ini dilakukan dengan melihat potensi sumber daya perikanan yang sangat besar. Apalagi, sektor perikanan juga memiliki peran yang besar dalam perekonomian Sulsel.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel periode 2022 mencatat peran sub sektor perikanan merupakan yang terbesar terhadap total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 39,3 persen. Kemudian disusul oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 29,9 persen.
Adapun terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, masih dihadapi dengan sejumlah tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun domestik.