Mamuju (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat(Sulbar) menggelar rapat konsolidasi tim kewaspadaan dini dalam rangka melakukan antisipasi berbagai potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) pasca Pemilu di daerah itu.

"Ini untuk menjaga stabilitas daerah di tengah perubahan yang dinamis pasca Pemilu dan menjelang Pilkada serta menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2024," kata Kabid Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Provinsi Sulbar Audy Murfi Syarifuddin, di Mamuju, Sabtu.

Kegiatan yang membahas langkah antisipasi kerawanan berlangsung di Kantor Badan Kesbangpol Kabupaten Pasangkayu.

Rapat konsolidasi tim kewaspadaan dini pemerintah daerah itu dihadiri Kabinda Sulbar, instansi terkait, unsur TNI/Polri dan Tim TKDD di Pasangkayu.

"Pelaksanaan rapat koordinasi ini dilaksanakan dengan tujuan, melakukan antisipasi dini berbagai potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan," ujar Audy Murfi Syarifuddin.

Selain dinamika Pemilu Serentak 2024, sejumlah isu di wilayah Sulbar, khususnya di Kabupaten Pasangkayu lanjut Audy Murfi Syarifuddin, perlu mendapatkan perhatian.

"Sehingga tidak berdampak terhadap pemilihan kepala daerah serentak maupun keberlanjutan pembangunan daerah," katanya.

Ia menekankan, menjelang dan saat Ramadhan, ada beberapa potensi ATHG yang menjadi perhatian, diantaranya, antisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok dan kelangkaan serta praktik ilegal penyaluran bahan bakar minyak (BBM).

Langkah antisipasi juga kata Audy Murfi Syarifuddin dilakukan pada sejumlah potensi ancaman gangguan kamtibmas seperti petasan, balap liar dan knalpot bising, pencurian dan kenakalan kenakalan remaja lainnya.

Antisipasi juga dilakukan tambahnya, pada aktivitas pemuda dan masyarakat secara berkelompok selama Ramadhan hingga memasuki waktu sahur, yang memiliki potensi terjadinya gesekan antar-warga, yang didasari ketersinggungan dan saling ejek dan menumbuhkan dendam komunal.

"Kondisi tersebut dapat berlangsung hingga memasuki malam takbiran dan pasca-shalat Idul Fitri," kata Audy Murfi Syarifuddin.

Sementara, Kepala BIN Sulbar Romi Setiawan menyampaikan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menjaga stabilitas daerah di masa transisi pasca Pemilu.

"Kita menekankan perlunya kewaspadaan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi berbagai potensi permasalahan yang mungkin timbul terutama menjelang Ramadhan," ujar Romi Setiawan.

Ia juga menekankan pentingnya perhatian terhadap perkembangan harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pasangkayu, khususnya komoditas beras, yang pada periode akhir Februari hingga awal Maret 2024 terus mengalami kenaikan.

"Kondisi tersebut perlu diatensi agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat terlebih memasuki bulan Ramadhan. Selain itu, perlu bersama-sama mendorong pemerintah daerah untuk melakukan intervensi pasar guna menekan kenaikan harga kebutuhan pokok agar tidak semakin meningkat," jelas Romi Setiawan.

Sedangkan, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pasangkayu Ardilla menyampaikan bahwa secara keseluruhan kondisi Kabupaten Pasangkayu masih kondusif.

Adapun tantangan yang dihadapi tambahnya, adalah potensi bencana banjir di wilayah Kabupaten Pasangkayu.

Sehingga Pemerintah Kabupaten Pasangkayu, kata Ardilla bekerja sama dengan berbagai instansi terkait terus memantau perkembangan situasi.

"Musim hujan yang berkepanjangan serta intensitas curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir di beberapa daerah. Peningkatan curah hujan juga dapat menyebabkan meluapnya sungai dan genangan air di wilayah yang rentan terendam banjir," kata Ardilla.

Terkait kenaikan harga kebutuhan pokok Pemerintah Kabupaten Pasangkayu tambahnya telah melakukan operasi pasar dan pasar murah.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024