Jakarta (ANTARA) - Badan sepak bola Eropa atau UEFA meluncurkan penyelidikan disipliner terhadap Asosiasi Sepak Bola Serbia (FSS) atas dugaan perilaku tidak pantas yang dilakukan suporter Serbia setelah pertandingan Euro 2024 negara itu melawan Inggris.
"Tuduhan terhadap FSS termasuk melempar benda dan menyebarkan pesan provokatif yang tidak pantas untuk acara olahraga," kata UEFA dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP di Jakarta, Selasa.
Badan Kontrol, Etika dan Disiplin UEFA (CEDB) akan memutuskan masalah tersebut pada waktunya, tambahnya.
Sementara itu, pihak Kosovo dan Serbia saling mengajukan keluhan kepada UEFA pada pertandingan yang sama. Serbia menyatakan, seorang jurnalis Kosovo diduga membuat tanda nasionalis Albania, sementara Federasi Sepak Bola Kosovo (FFK) mengeluhkan apa yang disebutnya “pesan rasis” dari penggemar Serbia.
Pendukung Serbia mengibarkan "bendera, slogan dan nyanyian... dengan pesan politik, chauvinistik dan rasis terhadap Kosovo," kata pernyataan FFK.
"Penyampaian pesan-pesan seperti itu tanpa hambatan... di acara besar seperti Euro 2024 tidak masuk akal dan tidak masuk akal,” katanya lagi.
FFK menyerukan tindakan disipliner yang ketat terhadap rekannya di Serbia, dan menyebutnya sebagai “pelanggar berulang”.
Pihak Kosovo maupun Serbia mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi sebelum dan selama pertandingan Euro 2024 antara Serbia dan Inggris pada Minggu (15/6), yang dimenangkan Inggris dengan skor 1-0.
Hubungan antara dua negara tetangga Balkan ini sangat tegang dan ketegangan sering kali meluas ke dunia olahraga.
Satu dekade setelah perang antara pemberontak etnis Albania yang menginginkan kemerdekaan Kosovo dan pasukan Serbia (yang menewaskan sekitar 13.000 orang, sebagian besar etnis Albania -Pristina) mendeklarasikan kemerdekaan dari Beograd pada tahun 2008.
Serbia masih tidak mengakui langkah yang diterima oleh sekitar 100 negara. Meskipun Serbia melakukan lobi untuk tidak mengakuinya, Kosovo menjadi anggota penuh UEFA dan FIFA pada tahun 2016. Kosovo gagal lolos ke Euro 2024.
"Tuduhan terhadap FSS termasuk melempar benda dan menyebarkan pesan provokatif yang tidak pantas untuk acara olahraga," kata UEFA dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP di Jakarta, Selasa.
Badan Kontrol, Etika dan Disiplin UEFA (CEDB) akan memutuskan masalah tersebut pada waktunya, tambahnya.
Sementara itu, pihak Kosovo dan Serbia saling mengajukan keluhan kepada UEFA pada pertandingan yang sama. Serbia menyatakan, seorang jurnalis Kosovo diduga membuat tanda nasionalis Albania, sementara Federasi Sepak Bola Kosovo (FFK) mengeluhkan apa yang disebutnya “pesan rasis” dari penggemar Serbia.
Pendukung Serbia mengibarkan "bendera, slogan dan nyanyian... dengan pesan politik, chauvinistik dan rasis terhadap Kosovo," kata pernyataan FFK.
"Penyampaian pesan-pesan seperti itu tanpa hambatan... di acara besar seperti Euro 2024 tidak masuk akal dan tidak masuk akal,” katanya lagi.
FFK menyerukan tindakan disipliner yang ketat terhadap rekannya di Serbia, dan menyebutnya sebagai “pelanggar berulang”.
Pihak Kosovo maupun Serbia mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi sebelum dan selama pertandingan Euro 2024 antara Serbia dan Inggris pada Minggu (15/6), yang dimenangkan Inggris dengan skor 1-0.
Hubungan antara dua negara tetangga Balkan ini sangat tegang dan ketegangan sering kali meluas ke dunia olahraga.
Satu dekade setelah perang antara pemberontak etnis Albania yang menginginkan kemerdekaan Kosovo dan pasukan Serbia (yang menewaskan sekitar 13.000 orang, sebagian besar etnis Albania -Pristina) mendeklarasikan kemerdekaan dari Beograd pada tahun 2008.
Serbia masih tidak mengakui langkah yang diterima oleh sekitar 100 negara. Meskipun Serbia melakukan lobi untuk tidak mengakuinya, Kosovo menjadi anggota penuh UEFA dan FIFA pada tahun 2016. Kosovo gagal lolos ke Euro 2024.