Makassar (ANTARA) -
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar mini lokakarya rembuk stunting sebagai salah satu upaya mencegah kasus stunting di daerah ini.
 
Kepala DPPKB Kabupaten Jeneponto Iswan Sanabi dalam keterangan di Makassar, Senin, berharap Tim Pendamping Keluarga (TPK) di masing-masing desa/kelurahan dapat bekerja mendata sasaran dalam pelaksanaan pendampingan.
 
"Pendataan ini sangat penting untuk menekan angka stunting, sebab dibutuhkan data valid dalam mengintervensi kasus ini," kata dia.
 
Sasaran dalam kegiatan ini, yakni calon pengantin, 1000 hari pertama kelahiran (HPK), balita, ibu hamil, dan ibu nifas. "Mereka nantinya diberikan pendampingan untuk pencegahan stunting," katanya.
 
Saat ini, angka stunting Jeneponto mencapai 39 persen, sementara Pemerintah Pusat menargetkan angka stunting di posisi 14 persen pada tahun ini.
 
Camat Bontoramba Muhammad Nurlewa Saad mengatakan bahwa tujuan digelarnya mini lokakarya tingkat kecamatan dalam rangka rembuk stunting dan strategi konvergensi percepatan penurunan dan pencegahan stunting.
 
"Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal apa itu stunting, bagaimana menyikapi dan seperti apa peran TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) dalam penanganan serta pencegahan stunting," ujar Nurlewa.
 
Hadir dalam minilLokakarya kecamatan, yakni Satgas Stunting Irwan Amar, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa, Puskesmas, Bidan, Ahli Gizi, serta Kepala Bidang Dalduk DPPKB setempat, Taufik.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024