Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan rasio gini pada Maret 2024 mencapai 0,363 poin atau turun 0,014 poin dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 0,377 poin.

"Tingkat ketimpangan yang diukur menggunakan rasio gini pada Maret 2024 sebesar 0,363 atau menurun dibandingkan Maret tahun sebelumnya yakni 0,377,” kata Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Minggu.

Ia menjelaskan tingkat ketimpangan di daerah perkotaan pada Maret 2024 sebesar 0,373 atau turun 0,013 poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 0,386 poin.

Sementara rasio gini di daerah pedesaan pada Maret 2024 sebesar 0,325, juga turun 0,014 poin dibandingkan Maret 2023 sebesar 0,339 poin.

Aryanto menyatakan berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 18,33 persen. "Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2024 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah," katanya.

Jika dirinci menurut wilayah, kata dia, daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,92 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah. Sementara untuk daerah pedesaan, angkanya tercatat sebesar 19,74 persen, yang berarti juga masuk tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

Ia menerangkan sejak Maret 2019 angka rasio gini cenderung mengalami penurunan sampai dengan Maret 2022, kemudian mengalami kenaikan pada Maret 2023 dan kembali turun pada Maret 2024.

Pada Maret 2019 rasio gini tercatat 0,389 persen naik menjadi 0,391 pada September 2019. Sementara Maret 2020 turun menjadi 0,389 dan turun lagi di September 2020 menjadi 0,382.

Periode Maret 2021 (0,382), September 2021 (0,377 ), Maret 2022 (0,377 ), September 2022 (0,365 ) dan Maret 2023 kembali naik menjadi 0,377.

Ia mengatakan kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode tersebut terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Sulawesi Selatan.

Namun demikian, dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan nilai rasio gini kembali mengalami kenaikan pada Maret 2021 lalu dan kembali mengalami penurunan pada September 2021.

"Tetapi kondisi perekonomian global memicu kenaikan harga bahan pokok yang mengakibatkan kenaikan rasio gini pada Maret 2023," ucapnya.
 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024