Mamuju (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada 2022 sebesar 0,510 atau mengalami penurunan 0,033 poin dibandingkan pada 2021 yang sebesar 0,543.
Kepala BPS Provinsi Sulbar, Tina Wahyufitri di Mamuju, Selasa, mengatakan menurunnya angka IKG Sulbar mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau kesetaraan yang semakin membaik.
Ia mengatakan, penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada tahun 2022 yang turun 0,033 poin yang utamanya dipengaruhi oleh menurunnya ketimpangan dalam pasar tenaga kerja.
Menurut dia, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat 3,84 poin persen dari 54,38 persen pada tahun 2021 menjadi 58,22 persen pada tahun 2022.
Sementara lanjutnya tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki hanya meningkat 1,61 poin persen dari 86,10 persen pada tahun 2021 menjadi 87,71 persen pada tahun 2022.
"Menurunnya IKG Sulbar juga dipengaruhi oleh perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja," katanya.
Ia mengatakan, perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator wanita melahirkan tidak di fasilitas kesehatan yang turun dari 20,4 persen tahun 202, menjadi 13,1 persen pada tahun 2022.
Ia menyampaikan, ketimpangan gender Sulbqr tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun 2018 namun menurun pada tahun 2020 hingga 2022.
Menurut dia, pada tingkat kabupaten selama kurun waktu 2018-2022, mengindikasikan perkembangan ketimpangan gender yang semakin baik.
Tiga kabupaten di Sulbar mengalami penurunan ketimpangan gender di tahun 2022, dan ketimpangan gender paling rendah dicapai oleh kabupaten Majene sebesar 0,452.
"Kabupaten Mamuju mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi," kata Tina.
Baca juga: Kementerian PPPA: Aparat yang tangani kasus perempuan-anak harus berperspektif gender