Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Sulawesi Selatan terus menguatkan upaya pemeliharaan warisan budaya dan sejarah daerah itu melalui sejumlah program.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar Andi Herfidha Attas di Makassar, Sabtu, mengatakan dalam upaya pelestarian peninggalan sejarah, 28 cagar budaya peringkat kota, dengan 204 bangunan, situs, atau benda terdata di kota setempat terus dibenahi.
"Demi menguatkan warisan budaya dan sejarah, maka kami melakukan sejumlah pelestarian dan menyelaraskan dengan program strategis Wali Kota Makassar yang nantinya fokus pada penataan total destinasi budaya dan sejarah," ujarnya.
Pihaknya melakukan pemeliharaan infrastruktur, sarana, dan prasarana tempat bersejarah, termasuk makam pahlawan dan rumah-rumah adat, untuk meningkatkan aksesibilitas fasilitas.
Salah satu bangunan cagar budaya paling unggul yakni Museum Kota Makassar, kata dia, sekitar 80 ribu orang berkunjung ke museum itu selama 2023.
"Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan UPT Museum Kota Makassar berhasil meningkatkan jumlah dari 4.173 pada 2021 menjadi 82.326 pada 2023, mencerminkan minat yang besar dari masyarakat terhadap warisan budaya," katanya.
Dalam upaya pelestarian budaya Makassar, Herfidha menekankan pentingnya perayaan Hari Kebudayaan Makassar setiap 1 April. Terlebih Makassar sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang merayakan acara khusus ini.
"Hari Kebudayaan Kota Makassar tertuang dalam peraturan wali kota (perwali) tahun 2019. Setiap tahunnya, Disbud Makassar menggelar festival dan mengenakan busana tradisional sebagai bagian dari perayaan ini," ucapnya.
Selain itu, Disbud Kota Makassar mengadakan festival berbasis penguatan kebudayaan, seperti Festival Kelong dan Festival Genta Budaya.
Dalam pelestarian bahasa daerah, Disbud Makassar memiliki inovasi aplikasi "Appilajara".
"Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan pembelajaran Bahasa Lontara, salah satu bahasa tradisional yang penting di Makassar," katanya.
Disbud Makassar juga aktif melakukan pembinaan seni dan dan budaya kepada generasi muda melalui kampung budaya yang ada di Lorong Wisata.
"Melalui kampung budaya sebagai upaya pelestarian budaya pada generasi muda melalui kegiatan belajar bersama maestro budaya," ucapnya.
Dengan berbagai program ini, Disbud Kota Makassar terus menunjukkan komitmen dalam menjaga keberlanjutan budaya dan sejarah daerah setempat.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar Andi Herfidha Attas di Makassar, Sabtu, mengatakan dalam upaya pelestarian peninggalan sejarah, 28 cagar budaya peringkat kota, dengan 204 bangunan, situs, atau benda terdata di kota setempat terus dibenahi.
"Demi menguatkan warisan budaya dan sejarah, maka kami melakukan sejumlah pelestarian dan menyelaraskan dengan program strategis Wali Kota Makassar yang nantinya fokus pada penataan total destinasi budaya dan sejarah," ujarnya.
Pihaknya melakukan pemeliharaan infrastruktur, sarana, dan prasarana tempat bersejarah, termasuk makam pahlawan dan rumah-rumah adat, untuk meningkatkan aksesibilitas fasilitas.
Salah satu bangunan cagar budaya paling unggul yakni Museum Kota Makassar, kata dia, sekitar 80 ribu orang berkunjung ke museum itu selama 2023.
"Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan UPT Museum Kota Makassar berhasil meningkatkan jumlah dari 4.173 pada 2021 menjadi 82.326 pada 2023, mencerminkan minat yang besar dari masyarakat terhadap warisan budaya," katanya.
Dalam upaya pelestarian budaya Makassar, Herfidha menekankan pentingnya perayaan Hari Kebudayaan Makassar setiap 1 April. Terlebih Makassar sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang merayakan acara khusus ini.
"Hari Kebudayaan Kota Makassar tertuang dalam peraturan wali kota (perwali) tahun 2019. Setiap tahunnya, Disbud Makassar menggelar festival dan mengenakan busana tradisional sebagai bagian dari perayaan ini," ucapnya.
Selain itu, Disbud Kota Makassar mengadakan festival berbasis penguatan kebudayaan, seperti Festival Kelong dan Festival Genta Budaya.
Dalam pelestarian bahasa daerah, Disbud Makassar memiliki inovasi aplikasi "Appilajara".
"Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan pembelajaran Bahasa Lontara, salah satu bahasa tradisional yang penting di Makassar," katanya.
Disbud Makassar juga aktif melakukan pembinaan seni dan dan budaya kepada generasi muda melalui kampung budaya yang ada di Lorong Wisata.
"Melalui kampung budaya sebagai upaya pelestarian budaya pada generasi muda melalui kegiatan belajar bersama maestro budaya," ucapnya.
Dengan berbagai program ini, Disbud Kota Makassar terus menunjukkan komitmen dalam menjaga keberlanjutan budaya dan sejarah daerah setempat.