Mamuju (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta mencegah stunting.
"Dinkes Sulbar melaksanakan program Masilambi yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi untuk ibu dan anak, dalam rangka mencegah stunting," kata Kepala Dinkes Sulbar Asran Masdy, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan program Masilambi merupakan program inovasi yang berupaya untuk dijadikan program starategis Pemprov Sulbar, dalam rangka pencegahan stunting.
"Melalui program Masilambi masyarakat diberikan edukasi, agar memahami pentingnya nutrisi, pola makan sehat, serta akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas bagi anak, agar stunting dapat ditekan," katanya.
Menurut dia, Dinkes Sulbar juga melaksanakan program Masilambi melalui penyelamatan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak dalam menurunkan angka stunting.
1.000 HPK merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan mencapai 270 hari, sampai dengan anak berusia dua tahun atau selama 730 hari.
"Pada periode 1.000 HPK, organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang, sehingga setiap anak diberikan intervensi pelayanan kesehatan melalui pemberian nutrisi yang baik," ujar Asran.
Ia juga menyampaikan bahwa nutrisi penting bagi anak agar organ otak dan tubuhnya berkembang, dan anak tumbuh dengan baik, yakni tidak terlalu pendek untuk usia mereka, atau mengalami stunting.
Ia mengklaim Pemprov Sulbar telah berhasil menurunkan stunting dari 35 persen pada tahun 2022 menjadi 30,03. persen pada tahun 2023 melalui intervensi pelayanan kesehatan.
"Pemprov berusaha mencapai target untuk menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024, melalui program intervensi pelayanan kesehatan dan program Masilambi tersebut," katanya.
"Dinkes Sulbar melaksanakan program Masilambi yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi untuk ibu dan anak, dalam rangka mencegah stunting," kata Kepala Dinkes Sulbar Asran Masdy, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan program Masilambi merupakan program inovasi yang berupaya untuk dijadikan program starategis Pemprov Sulbar, dalam rangka pencegahan stunting.
"Melalui program Masilambi masyarakat diberikan edukasi, agar memahami pentingnya nutrisi, pola makan sehat, serta akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas bagi anak, agar stunting dapat ditekan," katanya.
Menurut dia, Dinkes Sulbar juga melaksanakan program Masilambi melalui penyelamatan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai pelayanan kesehatan gizi ibu dan anak dalam menurunkan angka stunting.
1.000 HPK merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan mencapai 270 hari, sampai dengan anak berusia dua tahun atau selama 730 hari.
"Pada periode 1.000 HPK, organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang, sehingga setiap anak diberikan intervensi pelayanan kesehatan melalui pemberian nutrisi yang baik," ujar Asran.
Ia juga menyampaikan bahwa nutrisi penting bagi anak agar organ otak dan tubuhnya berkembang, dan anak tumbuh dengan baik, yakni tidak terlalu pendek untuk usia mereka, atau mengalami stunting.
Ia mengklaim Pemprov Sulbar telah berhasil menurunkan stunting dari 35 persen pada tahun 2022 menjadi 30,03. persen pada tahun 2023 melalui intervensi pelayanan kesehatan.
"Pemprov berusaha mencapai target untuk menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024, melalui program intervensi pelayanan kesehatan dan program Masilambi tersebut," katanya.