Makassar (ANTARA Sulsel) - Shinta Masita Molina, orang tua pelaku penembakan seorang waria Zulfikar alias Aurel (21) mengaku siap dengan semua konsekuensi hukum atas apa yang dilakukan anaknya IA (16) bersama kelima rekannya.

"Saya tidak menampik kalau dia (IA) anakku, memang saya yang melahirkannya. Apapun konsekwensi hukum yang akan diambil oleh pihak terkait saya akan terima," ujarnya di Makassar, Kamis.

Shinta menyebutkan jika penembakan yang dilakukan anaknya IA (16) adalah suatu keisengan belaka seorang remaja bersama teman-temannya.

Namun dirinya sangat menyayangkan tindakan yang tidak pernah dipikirkan anaknya itu.

"Saya dan bapaknya, sudah keras dalam melakukan penjagaan dan pengawasan tetapi pergaulannya bersama teman-teman sekolahnya itu tidak bisa saya hindari. Ini kenakalan remaja," kata dia.

Menurut Legislator Partai Hanura Makassar itu, dirinya tidak mengetahui jika anaknya akan bertindak jauh dengan bermain senjata api dan melukai orang lain.

Meskipun dia membantah jika bukan anaknya yang melakukan penembakan, tetapi anaknya mengakui jika senjata api jenis senapan itu adalah kepunyaannya.

Shinta juga sudah siap menerima konsekwensi hukum dari perbuatan anaknya itu sebagai bentuk pertanggungjawabannya terhadap hukum atas apa yang telah dilakukannya.

"Saya sudah siap dengan konsekuensinya. Saya sangat menyesali tindakan anak saya, tetapi apa boleh buat semua sudah terjadi. Setiap tindakan ada konsekuensinya dan ketika bermasalah hukum pasti ada hukumannya," sebutnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 2 Makassar Masyitah mengatakan, pelajar yang terlibat penembakan waria di Jalan Chairil Anwar, Makassar, terancam dikeluarkan dari sekolah.

"Jika sampai 15 hari mereka tidak masuk sekolah, pasti akan kami panggil orang tuanya. Banyak pertimbangan yang diambil sebelum membuat keputusan," katanya.

Menurut Masyitah, jika pelaku tidak masuk sekolah, otomatis mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dan ujian sekolah. Sehingga guru tidak bisa memberikan penilaian kepada siswa.

Dia mengaku, tindakan siswanya, meski di luar jam sekolah telah merusak citra SMAN 2 Makassar sebagai sekolah unggulan dan sekolah paling tertib. Akan tetapi, Masyitah mengatakan kejadian tersebut bukan tanggung jawab mereka lantaran penembakan itu terjadi di luar jam sekolah.

Masyitah mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan dari kepolisian terkait siswa SMAN 2 yang terlibat aksi penembakan waria. Tapi beberapa nama akan diperiksa kebenarannya, karena disebut mengaku sebagai siswa SMAN 2 Makassar.

Selain siswa SMAN 2 Makassar, terdapat satu siswa SMAN 17 Makassar yang juga ikut dalam penembakan. Tapi SMAN 17 Makassar belum mendapat informasi dari kepolisian.

Diketahui, penembakan terhadap seorang waria terjadi di depan kantor 911 Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Ujung Pandang Makassar, Minggu dini hari sekitar pukul 04.20 WITA.

Korban Zulfikar alias Aurel tertembak dibagian perut dari jarak dekat dan langsung dilarikan ke RS Pelamonia. Karena lukanya cukup berat, korban dirujuk ke RS Regional Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan tindakan operasi.

Para pelaku yang ditangkap kurang dari 24 jam itu merupakan siswa SMA 2 Makassar dan satu pelaku berasal dari siswa SMA 17 Makassar. Pelaku dari SMA 2 Makassar yakni IA (16) warga Jl Bajigau.

MA (15) warga Jl Andi Tonro 4 dan MK (15) warga Jl Skarda, Kemudian MR (15) Warga kompleks Balla Panakukang dan AT (15) warga Perum Citra Garden. Sementara siswa yang berasal dari SMA 17 yakni MW (16) warga BTN CV Dewi. Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024