Makassar (ANTARA) - Unsur Tripika Kecamatan Bontoala, yakni Camat, Kapolsek dan Danramil setempat mendatangi dan membubarkan kegiatan kontes waria yang digelar di wilayah kecamatan tersebut, Sabtu.
Pelaksana tugas Camat Bontoala Aswin Kartapati Harun di Makassar, Sabtu, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi dari warga terkait viralnya kontes waria di wilayah administrasinya itu.
"Ada kabar dari masyarakat dan juga viral kontes waria di media sosial, sehingga saya langsung telepon Pak Kapolsek dan Pak Danramil untuk bersama-sama ke lokasi tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan kontes waria seperti fashion show itu ramai jadi perbincangan masyarakat dan tidak sedikit warga yang resah karena mulai terang-terangan waria menggelar kegiatan tersebut.
Menurut Aswin, kontes waria ini tidak mengantongi izin keramaian dari pihak kepolisian, sehingga langsung dibubarkan sebelum ada masyarakat yang bertindak karena dinilai melanggar etika dan budaya.
"Ketika kita berbicara agama, jelas itu tidak ada dalam syariat. Sementara berbicara hukum juga tidak ada izin keramaian yang dikeluarkan oleh pihak keamanan," katanya.
Aswin menerangkan kontes waria yang digelar Jalan Bunga Ejayya Kota Makassar itu, sebelumnya ada warga yang menyelenggarakan pertandingan domino dan sudah berjalan dua malam. Namun, pada hari ketiga muncul kontes fashion show oleh para waria.
"Sudah dua hari ada pertandingan domino. Ada warga yang menggelar kegiatan itu ternyata ada kontes waria juga., sehingga kami komunikasikan dan kami berhentikan kegiatannya," ujarnya.
Aswin mengatakan jika penyelenggara kegiatan di Jalan Bunga Ejayya itu sudah mendapatkan penjelasan dan menerima tindakan aparat untuk membubarkan kegiatan kontes waria itu.
"Kegiatan ini melanggar etika budaya di Indonesia dan dilarang oleh agama, sehingga setelah kita sampaikan bahwa ini melanggar etika dan agama. Mereka langsung sadar dan segera menghentikan kegiatan itu, mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi," ucapnya.
Ia menjelaskan fashion show waria bisa merusak mental anak anak yang menonton dan terdampak buruk terhadap mentalnya.
"Itulah kami langsung bubarkan bersama Tripika. Kami kumpulkan semua RT- RW untuk proaktif memantau situasi wilayahnya," tutur Aswin.