Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi ependemi penyakit Tuberkulosis atau TB sebagai bagian dari program pemerintah Indonesia sehat 2019.

"Dinkes mengajak masyarakat ikut berperan menyampaikan informasi maupun mengajak penderita yang terkena TB segera ditangani guna kesembuhannya," kata Kepala Dinkes Sulsel Rachmat Latief di Makassar, Kamis.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat apabila sakit dan mempunyai gejala TB seperti batuk yang tidak kunjung sembuh bahkan disertai dahak dan darah, harus segera diperiksakan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) secepatnya.

"Bagi masyarakat yang terkena sakit batuk beberapa hari jangan sungkan-sungkan berobat di Puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri jangan dianggap batuk biasa ternyata terkena TB," ujar dia.

Menurut Rachmat penyakit TB sangat mudah disembuhkan umumnya di Sulsel rata-rata kasus di beberapa kabupaten kota bisa disembuhkan. Selain itu pihaknya meminta agar media terus memberikan pemberitaan positif kepada masyarakat terkait ependemi TB.

"Penyakit TB mudah disembuhkan asalkan masyarakat mau berobat dan sadar akan penyakitnya. Pemulihan kesehatan itu dikembalikan kepada dirinya sendiri untuk mau sembuh," ucapnya kepada wartawan usai pertemuan media.

Kendati penyakit TB bisa disembuhkan dengan sistem Dots (Directly Observed Treatment, Short-course), namun masalahnya ada pada masyarakat apakah mau menggerakkan dirinya menuju pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan saat ini telah berkualitas menggunakan obat paten.

Rachmat menegaskan bagi pasien yang dinyatakan terkena TB semua biaya perawatan hingga pengobatan gratis atau tanpa dipungut biaya, mengingat penyakit ini telah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan lembaga donor dari luar negeri.

"Saya ingatkan itu semua digratiskan selama di Puskesmas mau menggunakan obat Dots tidak ada pungutan termasuk di rumah sakit pemerintah dan swasta, obat itu tidak boleh diperjualbelikan karena obat itu sudah terprogram. Tidak mustahil bebas TB di tahun mendatang," ujarnya.

Pihaknya juga mengklaim berdasarkan data secara grafik penderita TB mengalami penurunan secara signifikan baik dari penemuan kasus baru maupun angka kesembuhannya dari 2007-2015.

"Mungkin banyak faktor mendukung penurunan itu, seperti kesadaran masyarakat mulai baik, kemauan masyarakat mengajak penderia periksa, penderita rajin minum obat secara rutin minimal enam bulan, termasuk logistik obat-obataan selalu tersedia dan digratiskan," tambahnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024