Makassar (ANTARA Sulsel) - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Sulawesi Selatan Waris Halid mengingatkan kepada Ketua DPC Hanura Makassar Jalaluddin Akbar agar tidak memboikot Musyawarah Cabang yang akan digelar.

"Apa dasarnya sehingga mau memboikot Muscab Hanura Makassar. Pernyataannya yang mau memboikot itu sama sekali tidak mendasar, kita lihat saja nanti," kata Waris Halid di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, sikap yang ditunjukkan Jalaluddin Akbar dan mengancam akan memboikot pelaksanaan Muscab hanya karena tidak menginginkan ada kader yang mau maju itu sangat disesalinya.

Waris yang juga adik kandung dari Nurdin Halid ini menyatakan jika sikap dari Jalaluddin Akbar itu tidak pantas dilakukan dan tidak mencerminkan kader Hanura.

Atas sikap yang dipilih oleh Jalaluddin Akbar tersebut, DPD Hanura Sulsel akan jadikan penilaian tersendiri dalam rekomendasi bakal calon yang diserahkan ke DPP.

"Tidak semestinya dia (Jalaluddin Akbar) sebagai ketua melarang siapapun yang ingin menjadi ketua, jangannkan kader, figur eksternal pun bisa saja diterima. Partai Hanura sangat terbukan apalagi untuk kader (Yunus)," terangnya.

Sementara Jalaluddin Akbar memastikan tetap ingin memboikot Muscab Hanura Makassar jika Yunus diloloskan sebagai calon. Saat ini dia sudah melayangkan surat kepada DPP mengenai setingan DPD yang ingin menjatuhkan dirinya.

"Saya sudah laporkan dan minta perlindungan hak serta hukum ke DPP. Sebab hal ini bentuk penyalahgunaan jabatan oleh DPD," katanya.

Dirinya saat ini belum bisa menerima Yunus sebagai ketua karena Yunus tidak pernah mengikuti proses penjaringan. Pada saat Jalaluddin Akbar dan Amrullah Jaya memasukkan surat dukungan PAC pada tanggal 16 Desember 2015 lalu, Yunus tidak pernah terlihat.

"Bahkan pada saat merilis nama-nama bakal calon di hadapan DPP di hotel Arya Duta awal Januari. Saat itu tidak pernah ada nama Yunus," ujarnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024