Makassar (Antara Sulsel) - Sampah di Makassar, Sulawesi Selatan, per hari-hari rata-rata antara 1.000-1.200 ton, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup setempat Gani Sirman.
"Besarnya produksi sampah tersebut sudah dirata-ratakan sesuai dengan jumlah penduduk yang saat ini sekitar 1,8 juta jiwa," ujar Gani Sirman di Makassar, Kamis.
Sampah tersebut bersumber dari rumah tangga, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar, dan industri yang semakin berkembang di Makassar.
"Sebagian besar sampah bersumber dari sampah rumah tangga dan pasar. Jumlahnya selalu di angka 1000-1.200 ton per hari," katanya.
Karenanya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar terus berupaya menekan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa setiap hari, antara lain dengan menyosialisasikan pentingnya menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah menjadi uang.
Khusus untuk menjadikan sampah menjadi nilai ekonomis dengan cara menukar di bank sampah di wilayah masing-masing setelah pemilahan dilakukan sendiri oleh warga.
"Jadi sampah yang boleh ditukar menjadi beras dan uang itu sudah harus dipilah-pilah, mislanya memisahkan antara sampah organik dan nonorganik," jelasnya.
Sementara itu, Wawali Makassar Syamsu Rizal menyebut jika program bank sampah tidak hanya bertujuan dalam menyukseskan program MTR atau menciptakan lingkungan yang bersih, namun juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.
"Fungsi bank sampah bukan hanya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi menjadi solusi persoalan sosial dikarenakan terjalinnya komunikasi antar warga. Yang lebih penting, dapat menyelamatkan lingkungan kita," tuturnya.
"Besarnya produksi sampah tersebut sudah dirata-ratakan sesuai dengan jumlah penduduk yang saat ini sekitar 1,8 juta jiwa," ujar Gani Sirman di Makassar, Kamis.
Sampah tersebut bersumber dari rumah tangga, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar, dan industri yang semakin berkembang di Makassar.
"Sebagian besar sampah bersumber dari sampah rumah tangga dan pasar. Jumlahnya selalu di angka 1000-1.200 ton per hari," katanya.
Karenanya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar terus berupaya menekan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa setiap hari, antara lain dengan menyosialisasikan pentingnya menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah menjadi uang.
Khusus untuk menjadikan sampah menjadi nilai ekonomis dengan cara menukar di bank sampah di wilayah masing-masing setelah pemilahan dilakukan sendiri oleh warga.
"Jadi sampah yang boleh ditukar menjadi beras dan uang itu sudah harus dipilah-pilah, mislanya memisahkan antara sampah organik dan nonorganik," jelasnya.
Sementara itu, Wawali Makassar Syamsu Rizal menyebut jika program bank sampah tidak hanya bertujuan dalam menyukseskan program MTR atau menciptakan lingkungan yang bersih, namun juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.
"Fungsi bank sampah bukan hanya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi menjadi solusi persoalan sosial dikarenakan terjalinnya komunikasi antar warga. Yang lebih penting, dapat menyelamatkan lingkungan kita," tuturnya.