Makassar (Antaranews Sulsel) - Mahasiswa asal Universitas Tadulako (Untad) Sulawesi Tengah yang melakukan pendataan di Universitas Hasanuddin menyempatkan diri berbagi kisah tentang dahsyatnya guncangan gempa dan terjangan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 tersebut.
Muh Alfatrah Butuuni salah satu mahasiswa Untad yang melakukan pendataan di Unhas, Kamis, menceritakan dirinya ketika itu sedang berada di kampus dan mengaku cukup trauma.
"Sering kali terbangun tengah malam dan merasa ketakutan akan terjadi lagi gempa meski sudah berada di Makassar," cerita Mahasiswa asal Baubau yang kuliah di Fakultas Kedokteran tersebut.
Unhas pada hari pertama membuka pendataan awal mahasiswa Universitas Tadulako yang berminat untuk kuliah sementara (sit in), menerima lebih 400 mahasiswa yang mengisi formulir.
Para mahasiswa ini berasal dari berbagai program studi yang juga ada di Unhas.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Muhammad Restu MP, menjelaskan bahwa pendataan awal ini diprioritaskan untuk mahasiswa Untad yang mengungsi ke Makassar dan sekitarnya.
"Jadi kita melakukan pendataan dulu, setelah itu kita akan berkomunikasi dengan Untad untuk memberikan rekomendasi," jelasnya.
Bagi mahasiswa yang masih berada di Palu, sebaiknya coba menghubungi dulu kampus Untad. Jika kesulitan, atau pihak kampus tidak dapat dihubungi, silahkan langsung ke Unhas. Itu jika mahasiswa yang bersangkutan ingin sit in di Unhas," lanjut Prof Restu.
Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA juga menyempatkan diri berkunjung ke Posko pendaftaran yang dibuka di lantai dasar Gedung Rektorat.
"Pada awalnya Posko pendataan ini kita siapkan di lantai 6. Namun melihat antusiasme mahasiswa asal Untad yang datang, saya perintahkan untuk dipindah ke lantai dasar. Jadi lebih mudah diakses oleh mahasiswa yang mau mengisi formulir pendataan," ujarnya.
Pada kesempatan ini, Rektor Unhas yang didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, sempat berdialog dengan mahasiswa Untad. ? Rektor Unhas memberi semangat dan dorongan agar Alfatrah bisa sabar dan termotivasi lagi untuk kuliah.
"Kita membuat program ini salah satu tujuannya adalah agar mahasiswa dapat tetap belajar. ?Selain itu, mereka bisa tetap memiliki aktivitas sehingga dapat perlahan-lahan melupakan situasi dramatis yang baru saja mereka alami," kata Prof Dwia.
Berita Terkait
Polri ungkap delapan tersangka JI Sulteng terlatih dan miliki jabatan
Jumat, 19 April 2024 15:23 Wib
Densus 88 Polri tangkap tersangka kedelapan kelompok JI Sulteng
Jumat, 19 April 2024 13:11 Wib
Densus 88 Polri mengamankan satu terduga anggota Jamaah Islamiyah di Kota Palu
Jumat, 19 April 2024 6:38 Wib
Densus 88 tangkap tujuh orang terduga anggota kelompok teroris JI di Sulteng
Kamis, 18 April 2024 10:01 Wib
Presiden Jokowi sebut harga bawang putih di Banggai Sulteng termasuk mahal
Selasa, 26 Maret 2024 14:24 Wib
Masyarakat Banggai Sulteng antusias sambut kunjungan kerja Presiden Jokowi
Selasa, 26 Maret 2024 12:15 Wib
Seorang Perwira Brimob alami luka tembak karena lalai gunakan senpi
Senin, 4 Maret 2024 20:11 Wib
PLTMG Luwuk 40 MW melewati tahap "backfeeding" pengoperasian
Jumat, 1 Maret 2024 0:53 Wib