Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 15 diplomat muda dari berbagai negara akan berkunjung dan mempelajari Indonesia melalui program Fellowship for Future Ambassadors yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI.
Program ini diperuntukkan bagi para diplomat asing yang menangani urusan mengenai Indonesia, agar dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai Indonesia.
“Banyak teman-teman diplomat asing yang menangani Indonesia, tetapi mereka hanya bekerja di belakang meja, membaca dan mendengar informasi tentang Indonesia, tetapi tidak mempunyai pengalaman mengunjungi Indonesia,” kata Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Azis Nurwahyudi di Jakarta, Jumat.
Tahun ini sebanyak 15 diplomat muda dari Kosta Rika, Kolombia, Peru, Irlandia, Norwegia, Ukraina, Nauru, Tuvalu, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Nepal, Timor Leste, Filipina, Mesir, dan Mozambik akan berpartisipasi dalam program yang dimulai pada 15 Juni 2019.
Di Jakarta, para diplomat muda tersebut akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan beberapa pejabat di Kementerian BUMN untuk menyiapkan kunjungan mereka ke PT PAL dan pabrik PT Semen Gresik di Surabaya.
Setelah itu, mereka akan diberangkatkan ke Yogyakarta untuk mempelajari budaya setempat, termasuk kesempatan bertemu dengan Sultan Hamengkubuwono X dan berdiskusi dengan para mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selanjutnya, para diplomat muda tersebut akan menuju Bali untuk berdiskusi dengan Institute for Peace and Democracy kemudian mengunjungi Desa Penglipuran, yang merupakan salah satu di antara tiga desa terbersih dunia selain yang terdapat di Belanda dan India.
Di desa tersebut, mereka juga akan mempelajari upaya pengelolaan desa dan ekonomi kreatif yang menghidupi warga Desa Penglipuran.
“Berbagai kegiatan ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan lebih utuh mengenai Indonesia, sehingga para diplomat asing ini bisa memberikan masukan kepada pemerintahnya untuk pengambilan kebijakan yang menyangkut Indonesia,” ujar Azis.
Program Fellowship for Future Ambassadors pertama kali dilaksanakan pada 2018 dengan peserta 10 diplomat muda dari berbagai negara.