Makassar (ANTARA) - Tiga mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar berhasil membuat penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan yakni dengan mengubah emisi karbon menjadi oksigen.
Mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan Unhas Makassar, Sukmawati di Makassar, Jumat mengatakan dirinya bersama dua rekannya yang lain mencoba melakukan penelitian untuk mengubah emisi karbon antropogenik menjadi bahan organik dan oksigen.
"Hasil penelitian kami ini cukup lama dan akhirnya berhasil menciptakan alat yang kami beri nama 'Transformer C2-OXY," ujar Sukmawati.
Ia bersama dua rekannya Mukarrama dari Departemen Ilmu Kelautan serta Elsha Millenia Baralangi yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Industri berhasil menuntaskan karya ilmiahnya tersebut.
Apalagi dia menjelaskan jika teknologi yang dibuatnya berlatar tingginya emisi karbon antropogenik yang dihasilkan di dunia khususnya di Indonesia dengan menempati urutan keempat sebagai negara penghasil emisi karbon.
"Dengan emisi karbon yang demikian besar artinya Indonesia memiliki peran yang besar dalam meningkatkan temperatur global yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan muka air laut, cuaca ekstrem, dan mengancam berbagai ekosistem," katanya.
Sukmawati menjelaskan secara sederhana, alat yang diciptakannya memanfaatkan kemampuan fotosintesis mahluk renik di laut bernama fitoplankton untuk dikultur dalam suatu sistem biorektor tertutup.
"Transformer C2-OXY ini dikembangkan untuk menjadi alternatif solusi dalam upaya mitigasi pengurangan emisi karbon," terangnya.
Adapun cara kerja alat tersebut yakni gas CO2 yang dihisap oleh kipas akan masuk ke dalam bioreaktor dan tercampur dengan media kultur.
Dengan bantuan cahaya dari LED yang didesain untuk pertumbuhan optimal fitoplankton, karbon dioksida tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam proses fotosintesis oleh fitoplankton untuk memproduksi bahan organik dan oksigen. Selanjutnya oksigen tersebut akan dialirkan dan dibebaskan ke lingkungan.
"Transformer C2-OXY terdiri dari tiga bilik akuarium. Bilik pertama untuk menampung karbon dioksida, bilik kedua sebagai bioreaktor, dan bilik ketiga untuk menampung oksigen," ucapnya.
Selain itu, alat ini juga telah dilengkapi sensor untuk mendeteksi konsentrasi gas dalam alat.
Berita Terkait
Unhas bersama USAID meresmikan Maker Innovation Space
Senin, 22 April 2024 22:57 Wib
Unhas meloloskan 135 proposal pendanaan PKM 2024
Sabtu, 20 April 2024 17:22 Wib
Sulbar tingkatkan SDM melalui program beasiswa ASN dan masyarakat
Kamis, 18 April 2024 13:24 Wib
Unhas dan Bank BJB jalin kemitraan strategis dukung program MBKM
Rabu, 17 April 2024 17:57 Wib
Mentan sampaikan Indonesia jadi lumbung pangan saat hadiri halal-bihalal Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Mentan memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Rektor Unhas kunjungi dosen dan tenaga kependidikan yang sakit
Selasa, 9 April 2024 19:42 Wib
Pemprov Sulbar libatkan Unhas dalam program 1.000 beasiswa
Minggu, 7 April 2024 19:54 Wib