Makassar (ANTARA) - PT Telkom Indonesia melalui Telekomunikasi Makassar menargetkan 131.000 pelanggan hingga akhir 2019 dari jumlah pelanggan saat ini (Juli 2019) masih berada di angka 105.000 pelanggan.
"Target ini mencakup empat agency dengan 199 mitra penjualan di 10 kabupaten teemasuk satu kota yaitu Makassar," ungkap Manager Home Service Telkom Makassar, A Idham Chalid pada teken Perjanjian Kerja Sama (PKS) Telkom dan kemitraan di Wisata Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Minggu.
10 kabupaten tersebut yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Bone dan Pangkep.
Sementara target PT Telkom Indonesia tahun 2019 secara nasional ialah sebanyak 7,2 juta pelanggan dengan total pengguna saat ini sebesar 6,5 juta di seluruh Indonesia.
"Kendala kita saat ini memang dari segi pemasaran karena banyak orang yang mau gratis, padahal kami telah menawarkan beberapa paket sesuai kemampuan, mulai dari harga Rp285 ribu hingga Rp1,7 juta," jelasnya.
Oleh karena itu pertemuan yang dilakukan di Kabupaten Takalar tersebut menjadi salah satu upaya meningkatkan pelanggan melalui edukasi kepada seluruh tenaga mitra penjualan Telkom Makassar.
Pembekalan dilakukan untuk mengedukasi 199 mitra penjualan seperti cara bersikap kepada pelanggan, menawarkan, prosesnya hingga cara menginput data pelanggan mulai dari nama, lokasi dan alamat yang tepat.
Baca juga: Telkom Indonesia kembangkan jaringan telekomunikasi di kawasan 3T
"Agar tidak ada kesalahan. Aksesnya keliatan sederhana tetapi dampaknya bisa sangat sensitif dan merugikan pelanggan. Semisal kejahatan tekhnologi," ungkapnya.
Event ini sekaligus menjadi ajang apresiasi lewat pemberian reward kepada mitra penjualan untuk sales dan supervisor dengan pelanggan terbanyak digelar setiap tahun.
Sampai saat ini Kabupaten Gowa merupakan kabupaten dengan pelanggan terbesar setelah Makassar yang mencapai 30 persen dari total pelanggan. Sementara Makassar mencapai 60 persen.
"Kita hanya menargetkan pelanggan baru 18 orang perbulan bagi setiap sales tetapi malah kadang ada yang lebih. Kami tuh prinsifnya kalian saja yang tentukan gajinya berapa, makanya ada yang gajinya hingga 27-28 juta," jelas Idham.
Selain menggaet pelanggan baru, kata Idham, masalah lainnya ialah pelanggan yang menunggak pada tahun 2017 dan 2018 yang dipastikan menjadi piutang usaha kepada pemerintah.
"Untuk kasus ini mereka akan berurusan dengan pengadilan yang akan melayangkan surat kepada mereka yang menunggak. Ini tidak boleh main-main karena menggunakan uang negara. Apalagi kami kemarin bayar pajar hampir Rp12 triliun selama setahun," paparnya.