Kapuslitbang Unhas: Sulsel tidak terpengaruh bencana gempa
Makassar (ANTARA) - Kepala Puslitbang Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin Makassar Dr Eng Adi Maulana ST, M.Phil mengatakan kondisi Sulsel, secara seismik tidak terlalu terpengaruh bencana gempa bumi dan jauh dari batas-batas lempeng.
Meskipun Sulsel cukup aman dari bencana gempa, namun ada tiga segmen di Sulsel yang patut diwaspadai, kata Adi pada dialog Sumpah Pemuda yang mengusung tema "Pemuda Tangguh Tanggap Bencana" di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, ketiga segmen itu adalah patahan Matano di Luwu Timur yang sekitar tiga tahun ini sangat aktif. Patahan kedua, cecar Walannae yang berada di bagian tengah Sulsel, tembus ke Wajo dan Sinjai ke arah Bulukumba.
Selanjutnya, akumulasi patahan Maumere menuju bagian utara pantai-pantai di Sulsel mulai dari Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Takalar hingga Kota Makassar.
"Jadi ancaman itu ada meskipun potensinya kecil untuk gempa, hanya ancaman besar itu banjir bandang," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Sulsel Peduli (FSP) H Syamsu Rizal pada kesempatan yang sama mengatakan, pengarusutamaan kebencanaan masih terkalahkan dengan isu lainnya seperti pengarusutamaan gender dan sebagainya.
Saat terjadi bencana, lanjut dia, barulah semua bergerak, padahal idealnya kesiapsiagaan maupun upaya preventif hendaknya lebih diutamakan, termasuk dukungan pendanaan yang disiapkan pemerintah dalam upaya preventif dan kuratif.
"Padahal persoalan kebencanaan ini sebenarnya tidak kalah dengan persoalan lainnya yang harus diatasi dan ditanggulangi bersama," katanya.
Hal senada dikemukakan dua pembicara lainnya Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/ Basarnas Makassar Mustari dan Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Andi Baliraja.
Mereka menyebutkan pencegahan dan penanggulangan bencana ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha. Sinergitas dari ketiga elemen ini akan menjadi kekuatan dalam mencari solusi permasalahan kebencanaan.
Meskipun Sulsel cukup aman dari bencana gempa, namun ada tiga segmen di Sulsel yang patut diwaspadai, kata Adi pada dialog Sumpah Pemuda yang mengusung tema "Pemuda Tangguh Tanggap Bencana" di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, ketiga segmen itu adalah patahan Matano di Luwu Timur yang sekitar tiga tahun ini sangat aktif. Patahan kedua, cecar Walannae yang berada di bagian tengah Sulsel, tembus ke Wajo dan Sinjai ke arah Bulukumba.
Selanjutnya, akumulasi patahan Maumere menuju bagian utara pantai-pantai di Sulsel mulai dari Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Takalar hingga Kota Makassar.
"Jadi ancaman itu ada meskipun potensinya kecil untuk gempa, hanya ancaman besar itu banjir bandang," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Sulsel Peduli (FSP) H Syamsu Rizal pada kesempatan yang sama mengatakan, pengarusutamaan kebencanaan masih terkalahkan dengan isu lainnya seperti pengarusutamaan gender dan sebagainya.
Saat terjadi bencana, lanjut dia, barulah semua bergerak, padahal idealnya kesiapsiagaan maupun upaya preventif hendaknya lebih diutamakan, termasuk dukungan pendanaan yang disiapkan pemerintah dalam upaya preventif dan kuratif.
"Padahal persoalan kebencanaan ini sebenarnya tidak kalah dengan persoalan lainnya yang harus diatasi dan ditanggulangi bersama," katanya.
Hal senada dikemukakan dua pembicara lainnya Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/ Basarnas Makassar Mustari dan Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Andi Baliraja.
Mereka menyebutkan pencegahan dan penanggulangan bencana ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha. Sinergitas dari ketiga elemen ini akan menjadi kekuatan dalam mencari solusi permasalahan kebencanaan.