Jakarta (ANTARA) - Stok logistik seperti makanan dan kebutuhan dasar lain bagi 93 warga negara Indonesia yang tertahan di Kota Wuhan, China, masih mencukupi.
"Kemlu bekerja sama dengan KBRI Beijing dan PPIT (Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok) telah membangun jalur komunikasi melalui WeChat untuk terus memonitor keadaan," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat, Sabtu.
Sebanyak 93 WNI berada di Wuhan, China, hingga Jumat (24/1) pukul 11.00 waktu setempat atau 25 jam setelah penutupan semua pintu keluar-masuk Ibu Kota Provinsi Hubei berlaku efektif pada 23 Januari 2020 pukul 10.00 untuk mencegah penyebaran virus corona tipe baru.
"Sampai saat ini tidak ada laporan WNI di Kota Wuhan yang terjangkit virus corona. Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus," kata Ketua PPIT Cabang Wuhan Nur Musyafak dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Menurut dia, hampir seluruh pihak kampus di Wuhan melakukan berbagai upaya pencegahan dengan membagikan masker, sabun cair, dan termometer gratis kepada setiap mahasiswa.
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun meminta semua WNI di Wuhan agar tidak panik.
Pemerintah China memastikan kebutuhan hidup masyarakat Wuhan selama penutupan berlangsung terpenuhi.
Sebelumnya KBRI Beijing mencatat 428 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei dan 200 di antaranya di Wuhan.
Namun sebagian besar sudah pulang ke Tanah Air untuk mengisi liburan musim dingin yang bertepatan dengan musim libur Tahun Baru Imlek dan libur semester.