Makassar (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Unismuh, DR Abdul Muthalib Hamid mengatakan, saat ini Indonesia lebih siap menghadapi resesi jika dibandingkan dengan krisis ekonomi pada 1998.
Hal itu dikemukakan Muthalib di Makassar, Selasa, merefleksi setahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo di tengah gonjang-ganjing ekonomi sebagai dampak COVID-19.
Dia mengatakan, krisis moneter 1998 yang dipicu oleh krisis mata uang negara berkembang memang sedikit mirip dengan kondisi saat ini yang mata uang negara berkembang termasuk Indonesia terus mengalami pelemahan.
“Saya melihat Indonesia saat ini lebih siap menghadap krisis ekonomi dibanding tahun 1998. Sedang pada 2018 krisis dimulai dari Turki, Argentina dan merembet ke negara berkembang lainnya," katanya.
Menurut dia, selain nilai mata uang yang terus melemah serta pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami kemunduran dua kuartal berturut turut, hendaknya mewaspadai utang luar negeri yang bisa saja memicu terjadinya resesi.
Dia mengingatkan, salah satu penyebab munculnya resesi karena utang luar negeri yang sulit dikembalikan atau dibayar atau dengan kata lain, besaran utang luar negeri tidak sebanding kemampuan cadangan likuiditas APBN dan financial sektor publik untuk membayar utangnya pada saat jatuh tempo.
Jika menilik lebih dalam, cadangan devisa Indonesia di tahun 1998 sekitar 23 miliar dolar AS, sedangkan hingga pada tahun 2020 pada kisaran 120 miliar dolar AS.
Sementara pertumbuhan ekonomi tahun 1997-1998 pada level -13 persen, sedangkan saat ini hingga kuartal II di 2020 ekonomi Indonesia berkontraksi pada -5,32 persen.
“Kalau kita memperhatikan kondisi utang luar negeri Indonesia saat ini dibawah rezim Jokowi, maka nampaknya utang luar negeri Indonesia pada saat ini jauh lebih membengkak dari tahun 1998," katanya.
Kondisi ini dinilai sangat mengganggu karena berpotensi membahayakan apalagi dalam perbaikan sistem keuangan lndonesia. Tidak hanya itu, keadaan ini dapat menjadi indikator dalam mengevaluasi potensi resesi ekonomi Indonesia pada kuartal IV di 2020.
Menurut dia, jika resesi terjadi di Indonesia, maka berbagai lini ekonomi akan terpengaruh dan puncaknya akan menambah angka pengangguran dan kemiskinan.
Berita Terkait
Pertanian beri kontribusi 68 persen bagi pembangunan ekonomi Sulbar
Jumat, 15 Maret 2024 2:21 Wib
Bapperida Sulbar ingin Jadikan kakao komoditi unggulan bangun ekonomi
Senin, 11 Maret 2024 17:46 Wib
Presiden Jokowi usulkan sejumlah tokoh pembangunan ekonomi RI dihadiahi Nobel
Kamis, 7 Maret 2024 13:13 Wib
PUPR dan BPBD membersihkan bekas longsoran di Toraja Utara
Rabu, 28 Februari 2024 7:14 Wib
DPMPTSP dan Dispar Sulbar kaji potensi investasi sektor pariwisata
Selasa, 27 Februari 2024 6:23 Wib
Bank Mandiri dan Kalla teken MoU tingkatkan ekonomi sektor keuangan
Jumat, 23 Februari 2024 20:18 Wib
Wali Kota: Makassar siap jadi pemain ekonomi global usai peresmian MNP
Jumat, 23 Februari 2024 0:08 Wib
Pemprov Sulbar menggelar bimbingan teknis pengawasan koperasi
Sabtu, 17 Februari 2024 15:13 Wib