Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulsel dan Andalan Mengaji gelar kajian ilmiah Islam dengan tema "Islam Memberantas Korupsi, Islam Memberantas Risywah" bersama narasumber ustadz Dr Erwandi Tarmizi Anwar, Lc, MA di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar, Kamis.
Kajian secara hibrida itu dihadiri langsung oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Penjabat (Pj) Sekprov Sulsel dan seluruh kepada OPD Pemprov Sulsel dan pegawai Pemprov Sulsel.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dalam arahannya sebelum materi menyampaikan kajian ini penting, baik bagi dirinya sebagai pribadi dan sebagai gubernur dalam menjalankan amanah.
Demikian juga dengan pejabat dan pegawai yang ada di Pemprov Sulsel agar dapat memerangi dan terhindari dari perbuatan korupsi dan suap (risywah) atau sogok-menyogok.
"Apa yang disampaikan ustadz, Insya Allah kita mendapatkan manfaat, sesi ini sebagai penyegaran untuk melihat kembali terkait materi kajian korupsi, tentang 'risywah', sogokan dan sebagainya," katanya.
Gubernur mengharapkan terkait apa yang disampaikan oleh ustadz Dr Erwandi Tarmizi Anwar, Lc, MA, yang berprofesi sebagai dosen berbagai universitas ini dapat menjawab fenomena yang terjadi terkait korupsi dan suap, sehingga abdi negara memiliki integritas moral dan kualitas kinerja yang baik serta tidak merugikan masyarakat.
"Ia dibutuhkan karena integritasnya, karena kinerjanya, dan mampu melaksanakan dan menjaga (amanah) dengan baik," kata Andi Sulaiman Sudirman.
Ustadz Erwandi Tarmizi Anwar dalam kajiannya memaparkan bahwa menggelapkan keuangan negara merupakan tindakan atau perbuatan yang dianggap haram.
Catatan sejarah korupsi di zaman kepemimpinan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam (SAW) juga terjadi. Kasus itu dilakukan oleh budak bernama Mid'am yang diutus membawa sejumlah harta "ghanimah" atau hasil rampasan perang.
"Ia menggelapkan harta rampasan perang dengan menyembunyikan kain untuk dimiliki sebelum menyampaikan ke tempat pembagian," katanya.
Kemudian, katanya, Mid'am terkena anak panah sehingga para sahabat nabi kaget. Mereka serentak mendoakan sang budak semoga masuk surga karena masa perang.
Di luar dugaan, Rasulullah tiba-tiba bersabda bahwa dia tidak akan masuk surga.
"Tidak demi Allah, yang diriku berada di tanganNya, sesungguhnya mantel yang diambilnya pada waktu penaklukan Khaibar dari rampasan perang yang belum dibagi akan menyulut api neraka yang akan membakarnya," katanya.
Ketika orang-orang mendengar pernyataan Rasulullah itu ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW membawa seutas tali sepatu atau dua utas tali sepatu. Ketika itu, Rasulullah SAW mengatakan: seutas tali sepatu sekalipun akan menjadi api neraka.” (HR. Abu Dawud).
Ia menyebutkan bahwa apa yang diambil yang bukan menjadi hak atau sebelum menjadi hak sama dengan korupsi.
"Rasulullah sudah mengingatkan kita 14 abad yang lalu kepada para sahabat. Setiap apa yang dikorupsi akan dipertangunggjawabkan di akhirat," demikian Erwandi Tarmizi Anwar.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kajian Islam berantas korupsi dan suap digelar di Sulsel
Berita Terkait
MUI : Tradisi Lebaran Ketupat tidak bertentangan dengan Islam
Jumat, 19 April 2024 14:51 Wib
Ketua Umum DMI mengajak umat tetap makmurkan masjid usai Ramadhan
Sabtu, 13 April 2024 21:05 Wib
Megabintang Cristiano Ronaldo beri ucapan selamat Idul Fitri untuk umat Islam di dunia
Kamis, 11 April 2024 5:03 Wib
Ribuan umat Islam Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Syekh Yusuf Gowa
Rabu, 10 April 2024 11:41 Wib
Kakanwil Kemenag Sulsel mengajak umat Islam memakmurkan masjid
Senin, 1 April 2024 2:15 Wib
Ketua DMI ingatkan umat Islam untuk introspeksi diri sambut Ramadhan
Minggu, 10 Maret 2024 18:04 Wib
MUI imbau umat Islam tidak gunakan produk Israel saat Ramadhan
Minggu, 10 Maret 2024 13:45 Wib
Pengurus IKA PMII Universitas Negeri Makassar masa khidmat 2023-2028 dilantik
Kamis, 7 Maret 2024 17:04 Wib