Mamuju (ANTARA Sulsel) - Anshar Sanjaya, salah satu pelajar dari ribuan anak di Sulawesi Barat, ikut merasakan adanya ketimpangan dunia pendidikan di daerahnya. Anshar begitu sapaan akrabnya di kalangan teman-temannya, terinspirasi untuk mengirim sepucuk surat kepada Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh.
Anshar bersama 40 siswa yang tergabung dalam Forum Anak ikut beraudiensi ke Pemprov Sulbar beberapa waktu lalu. Sayangnya mereka tidak berhasil diterima langsung oleh gubernur, namun diwakilkan kepada Sekdaprov Sulbar Ismail Zainuddin.
Dia mengaku baru pertama kali menginjakkan kakinya di gedung kantor Gubernur Sulbar. Dia terlihat sumringah, namun begitu dari raut wajahnya yang lugu itu terlihat ikut memendam beragam persoalan yang menimpa sebahagian anak-anak di daerahnya.
"Bangga rasanya bisa menginjakkan kaki kami di gedung yang dibangun dengan menggunakan uang rakyat. Tetapi, apakah pak gubernur juga ikut merasakan betapa sulitnya anak-anak di luar sana untuk mendapatkan pendidikan yang lebih memadai," kata pelajar SMP dari Kabupaten Polman ini.
Dalam suratnya pelajar ini mengkritisi kehidupan pejabat yang hidupnya diwarnai dengan kemewahan, sementara ribuan anak di berbagai pelosok Sulbar harus belajar melantai karena tidak adanya sarana dan prasarana penunjang pendidikan.
Bukan hanya Anshar yang mengirim sepucuk surat untuk gubernur, namun 40 siswa yang ikut serta dalam kegiatan Forum Anak juga mengirim surat keluhan yang sama.
Puluhan anak yang datang dari pelosok desa ini mengirim surat dengan latar belakang meningkatnya ancaman kasus-kasus ekploitasi anak di bawah, umur serta meningkatnya angka putus sekolah akibat benturan beban ekonomi.
Anak-anak ini mengatakan sebagai generasi penerus perjuangan seharusnya mereka mendapat perlindungan dari pemerintah sehingga tak satu pun anak di Sulbar kehilangan hak-hak hidupnya.
Kebanyakan anak-anak di Sulbar mulai dipaksa kehilangan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Akibatnya, banyak anak terpaksa buta huruf karena tak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang bangku sekolah yang lebih tinggi.
Tindakan kekerasan anak serta faktor beban ekonomi menjadi pemicu hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan secara baik terpaksa terenggut.
Nur Ainun, salah seorang pelajar dari Kabupaten Majene juga mengeluhkan potret wajah pendidikan di daerahnya.
"Kabupaten Majene sebagai kota pendidikan masih sangat memprihatinkan. Saat ini masih banyak gedung sekolah yang tidak memiliki bangk, kursi, lemari dan lain-lain sehingga ada siswa terpaksa melantai untuk mendapatkan pelajaran," ungkapnya.
Bukan hanya itu, kata dia, saat ini ada salah seorang temannya yang baru saja melaksanakan Ujian Nasional (UN) SMP terancam tidak melanjutkan pendidikan ke SMA akibat perkawinan usia dini.
"Perkawinan usia dini hendaknya menjadi perhatian pemerintah. Jangan biarkan ada anak di bawah umur melakukan perkawinan. Jika perlu dibuatkan Perda Perkawinan Usia Dini," ungkapnya.
Buku Biografi
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulbar, Ismail Zainuddin yang menerima puluhan anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak ini juga tak mampu menyembunyikan kesedihannya dengan mendapatkan pertanyaan dari perwakilan anak-anak yang ada di Sulbar.
"Surat yang ada kirimkan ke pak gubernur akan kami sampaikan. Kami apresiasi atas kritikan dan saran yang ada dalam surat ini," kata Ismail.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan ini berjanji, surat ini akan dimasukkan dalam pembuatan buku biografi Gubernur Sulbar dan termasuk dibuatkan buku untuk diarsipkan.
"Surat ini memiliki makna yang sangat berarti. Makanya, kami akan bukukan sehingga menjadi bahan bacaan di perpustakaan," ujar Ismail.
Dari 40 pucuk surat ini, satu diantaranya akan mendapatkan kesempatan untuk kembali dibacakan suratnya pada momentum perayaan Hari Ulang Tahun Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh.
"Jadi saya pilih secara acak. Siapa pun yang beruntung harus bersiap-siap membacakan suratnya pada perayaan hari jadi pak gubernur. Kita lihat saja dimana pak gubernur merayakan hari jadinya. Jika dirayakan di China, maka surat itu juga akan dibacakan di negara itu," katanya.
Bukan hanya itu, surat yang dilayangkan anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak Sulbar ini juga akan dimasukkan dalam pembuatan buku biografi gubernur Sulbar.
"Sebanyak 40 pucuk surat ini akan kita dokumentasikan dan bahkan sebagian akan kita seleksi untuk dimasukkan dalam biografi gubernur Sulbar," ungkap Ismail.
Mantan kepala Dinas Pendidikan Nasional Sulbar ini menyampaikan, surat yang dituliskan anak-anak tersebut beranjak dari kata hati mereka yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
"Rata-rata surat ini menyangkut persoalan pendidikan anak serta terkait perlindungan anak. Ini hendaknya, menjadi perhatian bersama agar persolan pendidikan dan hak-hak anak menjadi perhatian bersama," ungkap Ismail.
Usai melaksanakan dialog tersebut maka rombongan Forum Anak Sulbar ini diberikan kesempatan untuk meninjau ruang kerja gubernur dan beberapa bagian ruangan di kantor gedung mewah ini.
Momentum ini juga dimanfaatkan oleh puluhan anak-anak dengan melakukan foto bersama di ruang kerja orang pertama di birokrasi Pemprov Sulbar ini.
Pada kesempatan tersebut Sekprov juga mendengarkan lantunan bait puisi berjudul "Maling" yang dibacakan Desi Ratnsari, pelajar SMP Kabupaten Polman.
Ismail menyampaikan, atas nama pemerintah tentu memberikan apresiasi atas munculnya para generasi muda yang handal dan memiliki kualitas.
Karena itu kata dia, pembinaan terhadap anak harusnya menjadi tanggungjawab bersama sehingga tumbuh kembang anak-anak di Sulbar bisa tercapai sesuai harapan.
"Yang paling penting adalah para orang tua murid juga wajib mempersiapkan lahirnya generasi yang kuat, mempersapkan generasi yang memiliki integritas kuat dan cerdas selaku pewaris cita cita perjuangan bangsa dan negara," kata dia.
Ismail menyampaikan, semasa kecilnya ia merasa tak secerdas dengan anak-anak Sulbar yang masuk dalam Forum Anak.
"Dulu saya bandel ke sekolah bahkan saya tidak tahu jadwal pelajaran. Namun begitu, kekurangan itu saya tutupi dengan banyak membaca," ungkapnya.
Ismail pun tak pernah bercita-cita dan bermimpi kelak dapat menduduki jabatan sebagai Sekprov Sulbar.
"Saya pun terkejut karena muncul pertanyaan dari anak-anak itu kenapa saya bisa sukses menjadi pejabat Sekprov. Saya hanya jawab, sukses itu datangnya dari Tuhan dan banyak membaca," ujar Ismail. Zita Meirina
Berita Terkait
Marcus Gideon umumkan pensiun sebagai pebulu tangkis profesional
Sabtu, 9 Maret 2024 11:27 Wib
Singapore Open 2023 - Kevin/Marcus tersingkir kalah dari Hoki/Kobayashi
Kamis, 8 Juni 2023 14:42 Wib
Malaysia Masters 2023 - Minions takluk di tangan Hoki/Kobayashi di babak 16 besar
Kamis, 25 Mei 2023 15:07 Wib
Kevin Sanjaya melepas masa lajang dengan menikahi Valencia di Paris
Kamis, 23 Maret 2023 22:47 Wib
Minions mundur dari All England 2023 karena Kevin belum pulih dari DBD
Minggu, 12 Maret 2023 18:41 Wib
Pelatih memastikan pasangan Kevin/Marcus hanya ikuti All England di tur Eropa
Kamis, 9 Maret 2023 15:11 Wib
Indonesia Masters 2023 - Minions mundur di babak 16 besar akibat Marcus cedera
Kamis, 26 Januari 2023 18:51 Wib
Indonesia Masters 2023 - Minions lalui babak pertama tanpa kendala berat
Selasa, 24 Januari 2023 19:19 Wib