Kawasan Mangrove Luppung di Bulukumba Sulsel jadi objek penelitian
Bulukumba (ANTARA) - Kawasan Mangrove Luppung di Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menjadi objek penelitian, khususnya studi lingkungan tanaman mangrove.
"Selain menjadi tempat destinasi wisata, Ekowisata Luppung juga menjadi objek penelitian dan studi lingkungan baik lembaga perguruan tinggi atau lembaga dan perorangan yang fokus di bidang lingkungan," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mangrove Luppung, Sufriadi di Bulukumba, Selasa.
Menurut inisiator ekowisata sekaligus pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Bulukumba ini,
Ekowisata Mangrove Luppung di Desa Manyampa beberapa bulan terakhir tengah ramai dikunjungi wisatawan dan juga mahasiswa yang turun penelitian bersama pembimbingnya,
Dia mengatakan, kondisi tersebut mengalami peningkatan sejak dibuka 'resto seafood' yang mengambil bahan dasar dari para petambak lokal di area wisata berbasis lingkungan yang menjadi lirikan untuk dikunjungi sebelum tiba di pusat wisata Pantai Bira.
Angka kunjungan tentu menyokong daya beli masyarakat untuk semakin meningkatkan UMKM yang ada disekitarnya. Terlebih kawasan wisata ini menjadi salah satu lokasi digelarnya berbagai kegiatan kelembagaan dan komunitas berbasis masyarakat.
Tak hanya itu Kawasan Ekowisata Mangrove Luppung yang tercatat sebagai kampung yang masuk dalam Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, juga menjadi objek penelitian oleh para mahasiswa maupun dosen berbagai kampus.
Beberapa Karya Tulis Ilmiah (KTI) berupa jurnal ilmiah yang membahas tentang Mangrove Luppung telah banyak ditayangkan dan diakses masyarakat secara daring (online).
Sementara itu, Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda mengatakan, Pemerintah Desa Manyampa sejak awal 2021 lalu mendorong wisata berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) dengan melibatkan instansi perguruan tinggi.
Salah satunya telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Fajar Makassar pada Juli 2021 perihal pendampingan untuk mewujudkan desa wisata.
Hal tersebut kemudian membuahkan hasil, Desa Manyampa menerima Penghargaan yang masuk sebagai Desa Wisata 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Sesuai dengan prinsip SDG's yakni universal, ingtegrasi dan inklusif, diupayakan secara bertahapap terlebih tengah penerapan SDGs Desa yang memiliki 18 tujuan," katany.
Termasuk telah masif didorong masyarakat Desa Manyampa agar menjaga wilayah pesisir dan daratan dengan pelibatan perempuan yang dikelola secara kelembagaan seperti yang termaktub pada tujuan SDGs Desa.
Berbagai langkah dan upaya dalam perjalanannya sejak diresmikan 31 Desember 2019 senantiasa mendorong penguatan kemitraan terlebih Pemerintah Daerah Bulukumba melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga serta Dinas Lingkungan Hidup.
Baca juga: PLN UID Sulselbar siapkan sarana penerangan mendukung ekowisata Luppung
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kawasan Mangrove Luppung di Bulukumba jadi objek penelitian
"Selain menjadi tempat destinasi wisata, Ekowisata Luppung juga menjadi objek penelitian dan studi lingkungan baik lembaga perguruan tinggi atau lembaga dan perorangan yang fokus di bidang lingkungan," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mangrove Luppung, Sufriadi di Bulukumba, Selasa.
Menurut inisiator ekowisata sekaligus pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Bulukumba ini,
Ekowisata Mangrove Luppung di Desa Manyampa beberapa bulan terakhir tengah ramai dikunjungi wisatawan dan juga mahasiswa yang turun penelitian bersama pembimbingnya,
Dia mengatakan, kondisi tersebut mengalami peningkatan sejak dibuka 'resto seafood' yang mengambil bahan dasar dari para petambak lokal di area wisata berbasis lingkungan yang menjadi lirikan untuk dikunjungi sebelum tiba di pusat wisata Pantai Bira.
Angka kunjungan tentu menyokong daya beli masyarakat untuk semakin meningkatkan UMKM yang ada disekitarnya. Terlebih kawasan wisata ini menjadi salah satu lokasi digelarnya berbagai kegiatan kelembagaan dan komunitas berbasis masyarakat.
Tak hanya itu Kawasan Ekowisata Mangrove Luppung yang tercatat sebagai kampung yang masuk dalam Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, juga menjadi objek penelitian oleh para mahasiswa maupun dosen berbagai kampus.
Beberapa Karya Tulis Ilmiah (KTI) berupa jurnal ilmiah yang membahas tentang Mangrove Luppung telah banyak ditayangkan dan diakses masyarakat secara daring (online).
Sementara itu, Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda mengatakan, Pemerintah Desa Manyampa sejak awal 2021 lalu mendorong wisata berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) dengan melibatkan instansi perguruan tinggi.
Salah satunya telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Fajar Makassar pada Juli 2021 perihal pendampingan untuk mewujudkan desa wisata.
Hal tersebut kemudian membuahkan hasil, Desa Manyampa menerima Penghargaan yang masuk sebagai Desa Wisata 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Sesuai dengan prinsip SDG's yakni universal, ingtegrasi dan inklusif, diupayakan secara bertahapap terlebih tengah penerapan SDGs Desa yang memiliki 18 tujuan," katany.
Termasuk telah masif didorong masyarakat Desa Manyampa agar menjaga wilayah pesisir dan daratan dengan pelibatan perempuan yang dikelola secara kelembagaan seperti yang termaktub pada tujuan SDGs Desa.
Berbagai langkah dan upaya dalam perjalanannya sejak diresmikan 31 Desember 2019 senantiasa mendorong penguatan kemitraan terlebih Pemerintah Daerah Bulukumba melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga serta Dinas Lingkungan Hidup.
Baca juga: PLN UID Sulselbar siapkan sarana penerangan mendukung ekowisata Luppung
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kawasan Mangrove Luppung di Bulukumba jadi objek penelitian