Wali Kota Makassar mengharapkan peran ICMI di tengah krisis moral
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengharapkan organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulawesi Selatan turut berperan mencerdaskan anak bangsa di tengah krisis moral yang terjadi di masa kini.
"Saya kira ICMI harus menjadi bagian penting dalam mencerdaskan masyarakat. Sebab, sekarang ini moralitas anak-anak kita sangat menurun, nilai-nilai adab dan tata krama menjadi longgar, sampai kita tidak tahu di mana batasnya," kata Ramdhan pada acara ICMI di Barunga Angin Mamiri Rumah Jabatan Wali Kota Makassar Sulawesi Selatan, Rabu.
Acara ICMI tersebut menghadirkan Prof Siti Nur Azizah Ma'ruf Amin sebagai narasumber dalam kuliah umumnya yang membahas terkait peran dan kiprah kepemimpinan perempuan di Baruga setempat.
Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini berharap peran pemuda ICMI, terkhusus perempuan yang kini menjadi peran sentris kehidupan politik kekinian terutama dalam memperkuat generasi mendatang, karena secara jumlah populasi angkanya kaum perempuan telah mencapai 55 persen.
"Kepemimpinan perempuan sekarang luar biasa sekali, coba kita lihat di Pilkada sekarang banyak calon-calon dari perempuan yang akan maju bertarung," katanya.
Danny Pomanto juga menyebutkan, kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kerisauan, suhu bumi naik hingga 1,4 derajat pada 2024 karena terjadi proses perubahan iklim yang signifikan, apalagi jumlah populasi terus bertambah hingga mencapai delapan miliar jiwa lebih.
Angka populasi penduduk tersebut, kata Danny, terus mengalami kenaikan sejak 1997 di mana jumlah penduduk awalnya hanya 4,4 miliar jiwa lebih dan suhu bumi ikut naik 0,2 derajat tanpa pernah turun.
"Data ini memperlihatkan bahwa kenaikan dua kali populasi dunia, menyebabkan kenaikan tujuh kali suhu bumi, dan hari ini seluruh dunia bersepakat menahan di angka 1,5 derajat, kalau tidak kita masuk bencana kepunahan," katanya.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, kata Danny, maka pada 2050 penduduk bumi bisa mencapai 10 miliar jiwa. Padahal idealnya, bumi hanya bisa memberi makan idealnya hingga 6 miliar lebih penduduk dengan lahan subur yang dimiliki.
Akibat bencana populasi, bencana hidrometeorologi, lanjut dia, akan memacu terjadinya bencana-bencana lain di dunia. Seperti bencana geopolitik serta geomagnetik.
"Intinya adalah, bagaimana kita mengkonsolidasikan secara sosial kekuatan-kekuatan masyarakat secara mandiri dengan komoditi," ujarnya menekankan.
"Dalam pemahaman kami intinya adalah keluarga, lebih fokus lagi pada ibu dan anak. Makanya, kenapa saya membuat program 'Jagai Anakta' dengan begitu jaga anak kita, jaga keluarga kita, jaga kota kita dan jaga bumi kita. Intinya yang diperlukan adalah keterlibatan publik," katanya.
"Saya kira ICMI harus menjadi bagian penting dalam mencerdaskan masyarakat. Sebab, sekarang ini moralitas anak-anak kita sangat menurun, nilai-nilai adab dan tata krama menjadi longgar, sampai kita tidak tahu di mana batasnya," kata Ramdhan pada acara ICMI di Barunga Angin Mamiri Rumah Jabatan Wali Kota Makassar Sulawesi Selatan, Rabu.
Acara ICMI tersebut menghadirkan Prof Siti Nur Azizah Ma'ruf Amin sebagai narasumber dalam kuliah umumnya yang membahas terkait peran dan kiprah kepemimpinan perempuan di Baruga setempat.
Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini berharap peran pemuda ICMI, terkhusus perempuan yang kini menjadi peran sentris kehidupan politik kekinian terutama dalam memperkuat generasi mendatang, karena secara jumlah populasi angkanya kaum perempuan telah mencapai 55 persen.
"Kepemimpinan perempuan sekarang luar biasa sekali, coba kita lihat di Pilkada sekarang banyak calon-calon dari perempuan yang akan maju bertarung," katanya.
Danny Pomanto juga menyebutkan, kondisi dunia saat ini tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kerisauan, suhu bumi naik hingga 1,4 derajat pada 2024 karena terjadi proses perubahan iklim yang signifikan, apalagi jumlah populasi terus bertambah hingga mencapai delapan miliar jiwa lebih.
Angka populasi penduduk tersebut, kata Danny, terus mengalami kenaikan sejak 1997 di mana jumlah penduduk awalnya hanya 4,4 miliar jiwa lebih dan suhu bumi ikut naik 0,2 derajat tanpa pernah turun.
"Data ini memperlihatkan bahwa kenaikan dua kali populasi dunia, menyebabkan kenaikan tujuh kali suhu bumi, dan hari ini seluruh dunia bersepakat menahan di angka 1,5 derajat, kalau tidak kita masuk bencana kepunahan," katanya.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, kata Danny, maka pada 2050 penduduk bumi bisa mencapai 10 miliar jiwa. Padahal idealnya, bumi hanya bisa memberi makan idealnya hingga 6 miliar lebih penduduk dengan lahan subur yang dimiliki.
Akibat bencana populasi, bencana hidrometeorologi, lanjut dia, akan memacu terjadinya bencana-bencana lain di dunia. Seperti bencana geopolitik serta geomagnetik.
"Intinya adalah, bagaimana kita mengkonsolidasikan secara sosial kekuatan-kekuatan masyarakat secara mandiri dengan komoditi," ujarnya menekankan.
"Dalam pemahaman kami intinya adalah keluarga, lebih fokus lagi pada ibu dan anak. Makanya, kenapa saya membuat program 'Jagai Anakta' dengan begitu jaga anak kita, jaga keluarga kita, jaga kota kita dan jaga bumi kita. Intinya yang diperlukan adalah keterlibatan publik," katanya.