Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sinjai mengatakan subsidi tarif listrik yang diprogramkan pada awal 2025 ikut berkontribusi dalam perekonomian masyarakat dan terbukti dengan deflasi 0,56 persen.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Sinjai Nurhayati di Makassar, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan perkembangan Pemkab Sinjai saat rapat koordinasi pengendalian inflasi oleh Kemendagri secara virtual.
"Untuk Kabupaten Sinjai itu pada Januari 2025 mengalami deflasi 0,56 persen secara bulanan atau mtm. Program subsidi tarif listrik berkontribusi besar dalam deflasi Sinjai," ujarnya.
Nurhayati mengatakan Kabupaten Sinjai mengalami deflasi secara bulanan atau month to month (mtm) 0,56 persen dan deflasi year to date (ytd) 0,56 persen.
“Berdasarkan data yang kami terima dari BPS, Sinjai sebenarnya mengalami deflasi jika dibandingkan data sebelumnya. Penyumbang utama deflasi Januari 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil -1,22 persen,” katanya.
Dia menyatakan deflasi yang dialami Sinjai Januari itu karena adanya program subsidi tarif listrik 50 persen untuk pengguna daya tertentu.
Menurut Nurhayati, subsidi tarif listrik tersebut berlaku selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025 dan hal tersebut sangat membantu masyarakat khususnya para pelaku UMKM.
Pemkab juga mengaku akan terus mengupayakan agar inflasi daerah tidak melonjak dengan rencana akan kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) menjelang HUT Kota Sinjai.
"GPM itu hanya salah satu upaya rutin yang kami gelar untuk mengendalikan inflasi dan jelang Hari Jadi Sinjai, kita akan gelar GPM," ucapnya.