Tasikmalaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Tasikmalaya menyelidiki kasus dugaan keracunan makanan jenis cilok yang menimpa 19 siswa SMA di Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk mengetahui lebih dalam penyebab kejadian itu.
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan massal tersebut," kata Kepala Polsek Bantarkalong AKP Mugiono kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan, kepolisian sudah mendapatkan informasi adanya kejadian keracunan yang menimpa 19 orang di lingkungan SMA Peradaban, Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara.
Kejadian itu, kata dia, bermula ketika sejumlah siswa membuat makanan jenis cilok dari bahan baku aci, Minggu (25/5/25) malam, kemudian mereka mengkonsumsinya dan merasakan keluhan sakit, Senin (26/5).
"Korban mulai merasakan gejala keracunan seperti mual, pusing, dan demam tinggi," katanya.
Ia menyampaikan, seluruh siswa yang mengeluhkan sakit serupa itu langsung dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis, dari 19 orang, sebanyak enam orang dipulangkan, sisanya masih menjalani perawatan.
Hasil olah tempat kejadian perkara, kata dia, mereka mengeluhkan sakit setelah menyantap makanan cilok, namun untuk kepastian penyebabnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Ia menyampaikan, kepolisian bersama petugas kesehatan dari puskesmas sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi siswa untuk dilakukan uji laboratorium agar diketahui penyebab siswa keracunan.
"Kami masih melakukan pengumpulan keterangan dan menunggu hasil lab sampel makanan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya bersama petugas medis masih terus melakukan observasi terhadap pasien yang mengeluhkan sakit dan semuanya dapat terkendali.
Selain itu, petugas juga melakukan observasi terhadap pihak lain di luar 19 orang itu yang diketahui sama-sama menyantap makanan tersebut untuk dipantau terus perkembangannya.
"Kepolisian dan tim kesehatan masih melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi para korban," katanya.