Makassar (ANTARA) - Sebanyak 100 mahasiswa baru dari dua kampus negeri, yakni Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM), dibekali ilmu kepemimpinan melalui kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) oleh para sahabat senior Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII.
"Politik dan kepemimpinan itu satu kesatuan. Semua orang memiliki karakter kepemimpinan. Dalam teori Aristoteles, kepemimpinan, politik dan kekuasaan itu adalah rintisan," ujar Ketua PB IKA Alumni PMII Mulyadi Prayitno saat menyampaikan materi dalam FLF X Mapaba di Aula Balai Diklat Keagamaan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Ia menjelaskan setiap proses pemilihan kepemimpinan melalui mekanisme politik sebab tidak jarang sesuatu yang sudah direncanakan bisa tidak sesuai harapan.
Namun demikian, katanya, kepemimpinan itu secara realita menjadi rintisan.
"Dapat dilihat dalam proses pemilihan pemimpin seperti pemilu, pilkada, kejadiannya tidak pernah diduga. Begitu pula dalam politik, dalam teori ketuhanan. Teori politik itu tidak bisa ditebak" ujar dia.
Oleh karena itu, pada masa pengaderan ini sesuai dengan ideologi dan metode berpikir PMII, yakni Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), diharapkan peserta menjadikan kegiatan itu bagian penting dalam pergerakan untuk menjadi calon pemimpin masa depan.
Selain itu, dzikir dan pikir serta amal saleh juga menjadi landasan.
Ketua PW IKA PMII Sulsel Mukhtar Thahir Syarkawi mengatakan pemimpin itu sebagai sunatullah, sedangkan kepemimpinan sebagai individu.
Tanpa jiwa kepemimpinan, ujar dia, akan sulit mengubah keadaan.
"Ini perlu dipahami, karena kalian adalah masa depan bangsa ini. Bonus demografi sudah pasti, namun faktanya saat ini banyak kaum muda menganggur. Untuk itu, warga PMII memiliki kewajiban membela negara dan menjaga Islam," katanya.
Ia juga mendorong empat karakter dimiliki calon kader PMII, seperti moral, kinerja, kompetensi dan pengembangan literasi, wawasan dan pengetahuan, sedangkan enam komitmen juga menjadi perhatian, yakni tanggung jawab, amanah, berlaku adil mencontoh Rasullulah, memperkokoh persatuan, ikhlas, bersyukur dan berzikir, orientasi mutu serta berkegiatan bagi kemaslahatan.

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Makassar Muhammad Aswad mendorong kader PMII menjadi navigasi dan lokomotif perubahan bangsa dan dunia guna menyikapi tantangan besar serta perubahan cepat dunia.
"Dunia telah berubah dengan cepat, tantangan zaman yang terus bergerak, PMII harus didorong tumbuh dan berkembang menjadi organisasi kepemudaan yang paling inovatif, kepemimpinan yang mumpuni, selain itu, para kader harus segera menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Direktur Development Center UNM Muhammad Daud mengharapkan calon warga PMII menjadi pemimpin baik masa depan sehingga diperlukan pengembangan riset, keterampilan digital, memperluas jaringan, memiliki kemampuan komunikasi, dan hal paling penting menyelesaikan studi.
Kepala Pusat Penelitian Opini Publik Unhas yang juga mantan Ketua KPU Sulsel Iqbal Latief mengatakan berorganisasi sebagai hal penting sebab seluruh pemimpin memiliki latar belakang berorganisasi.
Narasumber lainnya, seperti Ketua MPO PB IKA PMII Andi Jamaro Dulung, Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli, Anggota KPU Sulsel Romy Harminto, Ketua IKA PMII UNM Haeruddin Nurman, serta Tim Beasiswa Keagamaan Afirmasi Kemenag RI Amiruddin Kuba juga memaparkan materi serupa berkaitan dengan kepemimpinan. Hadir pula sejumlah alumnus PMII, termasuk Ustadz Masykur Yusuf (Imam Masjid Al Markaz Al Islami).
Pelatihan kepemimpinan bertajuk "Followship Leadership Future (FLF) X Developing Leadership Based and Sprituallity, Intellectuallity, and Social Awareness" dilaksanakan Komisariat PMII Unhas dan UNM serta Komisariat PMII Cabang Makassar tersebut, juga mendapat dukungan Pengurus Besar (PB) IKA PMII yang berlangsung 6-8 Agustus 2025 di Aula Aula Balai Diklat Keagamaan Makassar.

