Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar mencanangkan program 100 rribu biopori untuk mendorong pemanfaatan limbah menjadi pupuk kompos.
"Program 100 rribu biopori sebagai bagian dari pengembangan tempat pengolahan sampah reduce-reuse- recycle (TPS3R) yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Makassar melalui DLH," kata Kabid Persampahan Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Makassar Dr Bau Asseng, ST, Ms disela Diskusi tentang persampahan yang digelar The Society of Indonesian Enviromental Journalists (SIEJ) Simpul Sulawesi Selatan di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan program ini difokuskan untuk mengolah limbah organik rumah tangga menjadi kompos, sekaligus mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Antang.
Mewakili Kadis DLH Dr Helmi Budiman, lanjut dia, biopori dipilih karena ramah lingkungan dan mudah ditetapkan di pemukiman.
Lubang biopori ditempatkan di area TPS3 atau di tempat area perumahan, sehingga masyarakat bisa langsung memanfaatkan sisa makanan dan daun kering sebagai bahan kompos.
"Dengan adanya biopori dan memberikan dampak baru berupa pupuk alami yang bisa digunakan warga untuk tanaman maupun pertanian di wilayah perkotaan," katanya.
Selain itu biopori juga bermanfaat menjaga resapan tanah dan mencegah genangan air saat musim hujan. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah dari sumbernya sangat dibutuhkan.
Dia mengatakan dengan pencanangan 1.000 biopori itu, DLH berharap kesadaran warga makin meningkat dalam mengolah limbah serta mendukung program Makassar sebagai kota yang bersih, hijau dan berkelanjutan.

