Makassar (ANTARA) - Di tengah maraknya tren digital yang menjadikan budaya sebatas latar foto dan konten viral, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Berbasis Konten Budaya Lokal bertema “Pelestarian Budaya Melalui Penulisan Kreatif Konten Lokal" di Makassar, Kamis.
Kegiatan ini dibuka psikolog Prof. Dr. Muhammad Jufri dan dilanjutkan Pustakawan Ahli Utama Muhammad Hasan.
Acara ini menghadirkan sejumlah pemateri ternama seperti Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Mokhlis Hadrawi, M.Hum, dan Guru Besar Universitas Negeri Makassar Prof. Dr Kembong Daeng, M.Hum.
Dalam paparannya, Prof Kembong menegaskan kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap menurunnya semangat generasi muda menggunakan bahasa daerah serta minimnya literasi budaya di kalangan remaja.
“Kita melihat keterpurukan dalam budaya lokal, terutama di kalangan remaja. Banyak istilah dan adat mulai ditinggalkan. Padahal, bahasa adalah identitas dan napas kebudayaan kita,” ujarnya dengan nada tegas namun sarat harapan.
Dia menambahkan bahwa penulisan kreatif berbasis budaya lokal menjadi jalan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai adat, kearifan lokal, dan bahasa daerah.
“Kita ingin agar generasi muda tidak hanya jadi penonton budaya sendiri. Mereka harus menulis, berkarya, dan memperkenalkan budayanya lewat media modern,” tutur Prof Kembong.
Sementara, Muhammad Hasan menegaskan perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku, tapi juga ruang inspirasi dan diskusi.
“Perpustakaan adalah tempat menulis, berpikir, dan mencipta. Kami berharap ke depan jam operasional bisa diperpanjang hingga malam hari agar masyarakat punya ruang belajar lebih lama,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Asri, menyampaikan harapan agar kegiatan ini tak berhenti di ruang seminar saja. “Kami berharap ada tindak lanjut berupa wadah pendampingan setelah kegiatan ini. Jadi tulisan-tulisan kami bisa diterbitkan dan memberi dampak nyata,” katanya.

