Makassar (Antaranews Sulsel) - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar berencana mengirimkan tim medis Unhas untuk membantu menangani masalah kesehatan di wilayah pengungsian Palestina, termasuk menyiapkan beasiswa bagi mahasiswa dari Palestina.

"Rektor Prof Dwia Aries Agustina ingin Unhas dapat secara aktif untuk menyelesaikan masalah dunia. Unhas akan mengirim dokter untuk menangani masalah kesehatan di wilayah pengungsian Palestina," kata Kepala Unit Humas dan Protokoler Universitas Hasanuddin Ishaq Rahman di Makassar, Senin.

Delegasi Unhas yang dipimpin oleh Rektor Dwia Aries Tina Pulubuhu mengunjungi Amman, Jordan pada tanggal 18-22 Mei 2018 dalam rangka menjalin hubungan kerjasama antara Unhas dan beberapa universitas negeri yang ada di Jordan dan membantu pengungsi (refugees) Palestina di Jordan.

Rektor dalam kunjungan itu didampingi oleh anggota MWA Prof Idrus Paturusi, Prof Ansar Suyuti, Wakil Rektor Prof Syamsul Bachri, Sekertaris Universitas Prof Nasaruddin Salam, serta beberapa dekan dan mantan dekan.

Turut juga mendampingi Dr Zainulbahar Noor mantan dubes Indonesia untuk Jordania yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Baznas dan telah sangat aktif memfasilitasi pertemuan Unhas dengan para tokoh ternama di Jordan.

Delegasi Unhas diterima oleh HRH Prince El-Hassan bin Talal di Royal Scientific Society Building pada tanggal 20 Mei 2018.

Prince Hassan yang pernah diberi gelar DR HC oleh Unhas pada tahun 2012 menyampaikan banyak hal tentang politik sosial dan ekonomi dunia Islam, serta pendidikan, penelitian dan pengembangan teknologi.

Sementara Prince Hasan juga menyampaikan tentang hubungan negara Arab yang seharusnya terbangun dengan Indonesia lewat Islami cultural intimacy dalam rangka secara bersama-sama memecahkan masalah-masalah Palestina.

Bahkan Prince Hassan bin Talal meminta khusus dari Unhas para dokter gigi spesialis bedah mulut dan gigi untuk menangani kerusakan mulut dan gigi warga pengungsi Palestina akibat kekerasan yang dialami.

"Permintaan itu direspon Rektor dengan menyanggupi dan siap mengirim para dokter dan dokter gigi ke wilayah perbatasan Jordan dan Jerusalem tempat para refugees,"sebutnya.

Dwia dan rombongan juga telah bertemu dengan walikota Arab Jerusalem Zaki A. Ghul dan Omar Armuti, penulis ternama dan pemilik penerbitan besar di Jordan. Bahkan Armuti mengundang beberapa tokoh ternama antara lain anggota parlemen Jordan, mantan menteri, dan mantan dubes Jordan untuk Indonesia bertemu dengan Dwia san Delegasi Unhas.

Pertemuan membahas masalah-masalah yang terkait dengan kerjasama pendidikan antara negara negara Islam, terutama untuk mengatas masalah Palestina, Khasmir dan Pakistan.

Kunjungan Unhas ke Amman, Jordan sangat produktif, karena juga dilakukan penanda tanganan kesepahaman dengan beberapa universitas besar yakni Jordan University Science and Technology, Princes Sumaya University, dan The Hasemite University. Univertas mitra di Jordan memberi kesempatan beasiswa bagi mahasiswa Unhas untuk studi lanjutan di Jordan.

Juga Kesempatan bagi dosen Unhas untuk sabbatical leave bagi yang akan mengajar di Jordan sangat terbuka luas, dengan tunjangan yang cukup besar disiapkan oleh pihak mitra. Bidang-bidang yang diprioritaskan adalah medical doctor, economics and business, teknik keairan, arid land management, dan lingkungan.

Dalam lawatan unhas ke Jordan bertujuan meningkatkan kerjasama antara pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara-negara Islam. Dwia sebagai ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) mengatakan melalui FRI dirinya akan memfasilitasi kerjasama antar Perguruan Tinggi untuk saling memperkuat kualitas sumber daya manusia di negara negara Islam sekaligus bersama menyelesaikan masalah masalah dunia seperti pengungsi Palestina, Suriah, dan Pakistan.

Serta menyelesaikan persoalan besar lainnya seperti water resource, climate change, dan kesehatan dalam perspektif yang Islami.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024