Makassar (ANTARA) - Sebanyak 15 ribu bibit tanaman mangrove (bakau) ditanam di kawasan perkampungan nelayan Untia, Kecamatan Biringkananyya, Makassar untuk memperingati Hari Bumi dan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN).
"Hari Bumi yang jatuh pada 22 April dan HKBN 26 April ini diperingati dengan menanam bibit mangrove di kawasan perkampungan nelayan Untia," kata Ketua Forum Sulsel Peduli (FSP) Patarai di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, Lembaga non profit FSP ini adalah salah satu lembaga yang menjadi mitra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar dan Sulsel untuk memperingati Hari Bumi dan HKBN bersama Yayasan Kalla selaku penyedia bibit tanaman mangrove.
Menurut Patarai, FSP yang fokus pada kegiataan kebencanaan turut berpartisipasi untuk menanam bibit mangrove (bakau) di Kelurahan Untia, Kecamatan Tamalanrea, Makassar khususnya di bibir pantai untuk mencegah terjadinya abrasi.
Kawasan perkampungan nelayan ini menjadi fokus perhatian kegiatan penanaman mangrove oleh para pemangku kepentingan, baik pemerintah, LSM dan masyarakat setempat, karena sebelumnya kerap terjadi pendangkalan akibat abrasi, sehingga kapal-kapal nelayan sulit merapat ke dermaga.
suasana kegiatan perkemahan SIT Ikhtiar di kawasan Pucak, Teaching Farm, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sabtu (27/04/2019). ANTARA Foto/HO/Humas SIT Ikhtiar
Sementara itu di lokasi yang berbeda, untuk memperingati Hari Bumi dan HKBN siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ikhtiar mengikuti kegiatan perkemahan bertema lingkungan.
Menurut salah seorang pendamping siswa SD IT Ikhtiar mengatakan Tamsil, kegiatan ini mengisi liburan sekolah melaui kemah lingkungan (outbound dan Perjusa) di kawasan Pucak, Teaching Farm di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
"Kemah yang dirangkaikan outbound ini mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan alam agar bisa mencintai dan memelihara lingkungan," katanya.
Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah SD IT Ikhtiar Hj Masita Dasa. Menurut dia, kegiatan kemah untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Menurut dia, dengan melihat langsung dan berinteraksi dengan kondisi alam di sekitarnya, diharapkan para siswa memiliki pemahaman dan motivasi untuk mencintai dan memelihara lingkungan.
"Hari Bumi yang jatuh pada 22 April dan HKBN 26 April ini diperingati dengan menanam bibit mangrove di kawasan perkampungan nelayan Untia," kata Ketua Forum Sulsel Peduli (FSP) Patarai di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, Lembaga non profit FSP ini adalah salah satu lembaga yang menjadi mitra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar dan Sulsel untuk memperingati Hari Bumi dan HKBN bersama Yayasan Kalla selaku penyedia bibit tanaman mangrove.
Menurut Patarai, FSP yang fokus pada kegiataan kebencanaan turut berpartisipasi untuk menanam bibit mangrove (bakau) di Kelurahan Untia, Kecamatan Tamalanrea, Makassar khususnya di bibir pantai untuk mencegah terjadinya abrasi.
Kawasan perkampungan nelayan ini menjadi fokus perhatian kegiatan penanaman mangrove oleh para pemangku kepentingan, baik pemerintah, LSM dan masyarakat setempat, karena sebelumnya kerap terjadi pendangkalan akibat abrasi, sehingga kapal-kapal nelayan sulit merapat ke dermaga.
Sementara itu di lokasi yang berbeda, untuk memperingati Hari Bumi dan HKBN siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ikhtiar mengikuti kegiatan perkemahan bertema lingkungan.
Menurut salah seorang pendamping siswa SD IT Ikhtiar mengatakan Tamsil, kegiatan ini mengisi liburan sekolah melaui kemah lingkungan (outbound dan Perjusa) di kawasan Pucak, Teaching Farm di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
"Kemah yang dirangkaikan outbound ini mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan alam agar bisa mencintai dan memelihara lingkungan," katanya.
Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah SD IT Ikhtiar Hj Masita Dasa. Menurut dia, kegiatan kemah untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar di kelas.
Menurut dia, dengan melihat langsung dan berinteraksi dengan kondisi alam di sekitarnya, diharapkan para siswa memiliki pemahaman dan motivasi untuk mencintai dan memelihara lingkungan.