Makassar (ANTARA) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menitipkan tiga hal yang harus dicermati para guru Pendidikan Agama Islam agar proses pembelajaran semakin maksimal ke depan.
Menag Lukman Hakim Saifuddin di Makassar, Kamis, mengatakan tiga poin penting yang harus diperhatikan itu yakni perlunya memperkuat koordinasi dalam pengelolaan Pendidikan Agama Islam di sekolah.
"PAI itu sesungguhnya melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan jadi tidak hanya dikelola oleh Kementerian Agama saja," katanya saat membuka Pentas Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (PAI) Nasional ke IX di Asrama Haji Sudiang Makassar hari ini.
Ia menjelaskan, meskipun urusan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama, namun untuk sekolah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah baik dalam hal ini Pemprov ataupun pemkab dan Pemkot.
"Maka mengharuskan koordinasi sehingga saling terkoneksi sehingga kesejahteraan guru dan pembelajaran PAI semakin meningkat kualifikasi," jelasnya.
Kedua yakni seiring terbitnya sistem perbukuan berdasarkan UU no 3 tahun 2017, Kemenag dipercaya membuat buku teks pendukung agama Islam.
Ia berharap siapkan buku sebaik mungkin dalam arti para guru PAI harus menguasai isi sebaik-baiknya.
"Ada 12 buku PAI yang sedang diuji publik dan dipersiapkan untuk dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan oleh Kemenag dalam waktu dekat ini agar bisa kita tuntaskan.Buatlah materi yang mudah dipahami," ujarnya.
Dengan hadirnya buku-buku baru itu nanti diharapkan aspek beragama dan diintegrasikan dengan wawasan beragama sehingga generasi milenial, selain memahami agama yang benar dan selamat juga juga melek teknologi yang terus berkembang.
Ketiga, kata dia, tata kembali kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah agar lebih efektif meningkatkan pengetahuan untuk menjaga kesadaran anak didik.
Menurut dia, tiga jam pelajaran agama belum mampu dalam memaksimalkan pembentukan pribadi muslim yang beriman.
Pembentukan pribadi muslim bisa dilalui dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan rohani Islam untuk memperkaya pengetahuan.
"Peranan guru PAI dan pengawasan kepala sekolah begitu penting dalam rohis. Juga perkaya kegiatan keagamaan dalam berbagai kompetisi baik skala lokal, nasional dan regional," sebut dia.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan pihaknya terus fokus dan berkomitmen dalam membentuk pribadi yang beriman di kalangan remaja.
"Kami juga sudah mengambil kebijakan agar para hafidz yang memiliki hafalan minimal 10 juz, bebas memilih SMA-SMK di Sulawesi Selatan," ujarnya.***3***
Menag Lukman Hakim Saifuddin di Makassar, Kamis, mengatakan tiga poin penting yang harus diperhatikan itu yakni perlunya memperkuat koordinasi dalam pengelolaan Pendidikan Agama Islam di sekolah.
"PAI itu sesungguhnya melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan jadi tidak hanya dikelola oleh Kementerian Agama saja," katanya saat membuka Pentas Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (PAI) Nasional ke IX di Asrama Haji Sudiang Makassar hari ini.
Ia menjelaskan, meskipun urusan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama, namun untuk sekolah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah baik dalam hal ini Pemprov ataupun pemkab dan Pemkot.
"Maka mengharuskan koordinasi sehingga saling terkoneksi sehingga kesejahteraan guru dan pembelajaran PAI semakin meningkat kualifikasi," jelasnya.
Kedua yakni seiring terbitnya sistem perbukuan berdasarkan UU no 3 tahun 2017, Kemenag dipercaya membuat buku teks pendukung agama Islam.
Ia berharap siapkan buku sebaik mungkin dalam arti para guru PAI harus menguasai isi sebaik-baiknya.
"Ada 12 buku PAI yang sedang diuji publik dan dipersiapkan untuk dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan oleh Kemenag dalam waktu dekat ini agar bisa kita tuntaskan.Buatlah materi yang mudah dipahami," ujarnya.
Dengan hadirnya buku-buku baru itu nanti diharapkan aspek beragama dan diintegrasikan dengan wawasan beragama sehingga generasi milenial, selain memahami agama yang benar dan selamat juga juga melek teknologi yang terus berkembang.
Ketiga, kata dia, tata kembali kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah agar lebih efektif meningkatkan pengetahuan untuk menjaga kesadaran anak didik.
Menurut dia, tiga jam pelajaran agama belum mampu dalam memaksimalkan pembentukan pribadi muslim yang beriman.
Pembentukan pribadi muslim bisa dilalui dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan rohani Islam untuk memperkaya pengetahuan.
"Peranan guru PAI dan pengawasan kepala sekolah begitu penting dalam rohis. Juga perkaya kegiatan keagamaan dalam berbagai kompetisi baik skala lokal, nasional dan regional," sebut dia.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan pihaknya terus fokus dan berkomitmen dalam membentuk pribadi yang beriman di kalangan remaja.
"Kami juga sudah mengambil kebijakan agar para hafidz yang memiliki hafalan minimal 10 juz, bebas memilih SMA-SMK di Sulawesi Selatan," ujarnya.***3***