Mamuju (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Barat Suraidah Suhardi mengajak para tokoh lintas agama di daerah itu untuk memperkuat literasi digital dan literasi kebangsaan dalam menyebarkan kebaikan.
"Perkembangan teknologi menuntut kita harus mampu menguasai dunia digital. Ceramah atau khutbah bukan lagi hanya berada di mimbar keagamaan, tapi bisa juga melalui berbagai platform media sosial," ujar Suraidah.
Menurutnya, perkembangan teknologi telah membawa masyarakat masuk ke era digital, sehingga para tokoh agama dituntut untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkan ruang digital secara positif.
Peningkatan kapasitas tokoh lintas agama, kata dia, tidak hanya penting dalam aspek teologis, tetapi juga dalam literasi digital dan kebangsaan.
Dua hal itu lanjut Suraidah, menjadi modal penting bagi Sulbar dalam membangun ekosistem tokoh lintas iman yang moderat dan kolaboratif, meski daerah menghadapi keterbatasan fiskal.
"Walaupun ruang fiskal kita terbatas, hal itu tidak boleh mengurangi semangat kita untuk membangun SDM para pemuka lintas iman," ujar Suraidah.
Penguatan kapasitas tokoh agama.tambahnya, merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk memperkuat mental dan spiritual masyarakat agar siap menghadapi berbagai tantangan sosial di Sulbar.
"Keterbatasan fiskal tidak boleh membatasi semangat kita untuk membangun manusia yang berakhlak, moderat dan berbudaya," kata Suraidah.
DPRD Sulbar, kata Suraidah, berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembinaan tokoh lintas agama sebagai penggerak moral, sosial dan spiritual masyarakat.
Ia juga berharap peran tokoh lintas agama di Sulbar dapat menciptakan harmonisasi hubungan antar-masyarakat sehingga dapat tercipta hubungan sosial yang baik antara para pemeluk agama.
"Kami bersama Pemerintah Provinsi Sulbar berkomitmen menjadi mitra strategis dalam membina tokoh lintas agama. Kami berharap para tokoh lintas agama di Sulbar dapat menjadi penggerak moral dan agen perdamaian di tengah masyarakat," kata Suraidah.

