Makassar (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong perguruan tinggi untuk menyiapkan strategi agar para lulusan atau alumni dapat terserap hingga 66,7 persen pada 2024.
Koordinator Penjaminan Mutu Kemendikbud Rahayu Retno mengatakan indikator keberhasilan kampus bisa dilihat dari jumlah lulusan yang bisa terserap masuk dunia kerja, dunia industri ataupun berwirausaha.
"Jadi, target alumni langsung bekerja setelah kelulusan selama setahun itu pada akhir 2024 mencapai 66,7 persen. Ini memang menjadi tantangan kita bersama (menyiapkan strategi)," katanya pada sosialisasi Instrumen tracer study di LLDikti IX, XI dan XVI secara terbatas dan daring di Menara UMI Makassar, Senin.
Ia menjelaskan untuk merealisasikan itu dibutuhkan komitmen dan kerja keras untuk mencetak para alumni yang memiliki keahlian, sehingga saat lulus bisa langsung terserap dalam dunia industri.
Kepala LLDIKTI IX Sulawesi Prof Jasruddin mengatakan perguruan tinggi merasa bersalah jika alumni tidak memiliki kejelasan setelah selesai di kampus. Untuk itu, pihak kampus memang perlu menelusuri rekam jejak para lulusan atau alumni.
"Saya kira dengan instrumen tracer study yang dikembangkan Kemendikbud, akan membantu kampus mendata para alumni. Apalagi, ini akan menjadi bahan penilaian klasterisasi perguruan tinggi," tuturnya.
Bahkan, katanya, berlanjut atau tidaknya satu program studi tentu berdasarkan dari hasil instrumen tracer study. "Ini juga menjadi pedoman bagi dunia industri untuk menggunakan kemampuan para alumni," ujarnya.
Koordinator Penjaminan Mutu Kemendikbud Rahayu Retno mengatakan indikator keberhasilan kampus bisa dilihat dari jumlah lulusan yang bisa terserap masuk dunia kerja, dunia industri ataupun berwirausaha.
"Jadi, target alumni langsung bekerja setelah kelulusan selama setahun itu pada akhir 2024 mencapai 66,7 persen. Ini memang menjadi tantangan kita bersama (menyiapkan strategi)," katanya pada sosialisasi Instrumen tracer study di LLDikti IX, XI dan XVI secara terbatas dan daring di Menara UMI Makassar, Senin.
Ia menjelaskan untuk merealisasikan itu dibutuhkan komitmen dan kerja keras untuk mencetak para alumni yang memiliki keahlian, sehingga saat lulus bisa langsung terserap dalam dunia industri.
Kepala LLDIKTI IX Sulawesi Prof Jasruddin mengatakan perguruan tinggi merasa bersalah jika alumni tidak memiliki kejelasan setelah selesai di kampus. Untuk itu, pihak kampus memang perlu menelusuri rekam jejak para lulusan atau alumni.
"Saya kira dengan instrumen tracer study yang dikembangkan Kemendikbud, akan membantu kampus mendata para alumni. Apalagi, ini akan menjadi bahan penilaian klasterisasi perguruan tinggi," tuturnya.
Bahkan, katanya, berlanjut atau tidaknya satu program studi tentu berdasarkan dari hasil instrumen tracer study. "Ini juga menjadi pedoman bagi dunia industri untuk menggunakan kemampuan para alumni," ujarnya.