Makassar (ANTARA) - Pupuk Indonesia area Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mencatat sebanyak 58 persen petani di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menebus pupuk subsidi di provinsi ini hingga 30 September 2025.
"Jumlah petani bertransaksi di Sulsel juga masih 58 persen atau 555.696 petani dari 958.819 petani hingga September, padahal idealnya sudah di angka 75 persen," ujar Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Sulamapua Sukodim, di Makassar, Rabu.
Berdasarkan sejumlah informasi di lapangan, kata Sukodim, masih rendahnya jumlah petani yang melakukan penebusan pupuk subsidi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti banyak petani yang telah beralih profesi, ada pula yang telah berhenti bertani karena sudah lansia (lanjut usia) hingga tingginya data alokasi dibanding kebutuhan.
Selain itu, informasi yang dihimpun dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), beberapa daerah yang rawan banjir mengakibatkan para petani takut gagal panen, sehingga tidak lagi menanam.
"Ini karena realisasi tanam tidak sesuai dengan rencana tanam, misalnya ada direncanakan tanam tiga kali setahun, tetapi realisasinya cuma dua kali dalam setahun," ujarnya.
Sukodim menyebut, kurangnya jumlah petani yang melakukan penebusan pupuk juga sama dengan realisasi penyaluran pupuk subsidi yang dinilai pula masih rendah yakni 53 persen dari total alokasi 883.563 ton atau baru terealisasi sebanyak 465.383 ton.
Penebusan pupuk subsidi terendah di Sulsel, yakni di Kota Makassar 19 persen dan tertinggi di Kota Parepare 80 persen, kemudian disusul Kabupaten Luwu Timur 77 persen.
"Namun fakta di lapangan kebutuhan pupuk terpenuhi, produktivitas tanaman padi dan jagung juga naik. Mungkin alokasi melebihi dari kebutuhan," ujarnya lagi.
Guna meningkatkan serapan pupuk subsidi, Menteri Pertanian kini menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi mulai 22 Oktober 2025.
"Semoga dengan penurunan HET pupuk subsidi oleh Menteri Pertanian bisa meningkatkan daya beli petani dan serapan pupuk subsidi di Sulsel," kata Sukodim pula.

58 persen petani tebus pupuk subsidi di Sulsel

Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Sulamapua Sukodim. ANTARA/Nur Suhra Wardyah
