Mamuju (ANTARA) - Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi Sulawesi Barat yang diukur menurut rasio Gini pada September 2021 tercatat sebesar 0,366 atau meningkat 0,010 poin.
"Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sulawesi Barat yang diukur rasio Gini pada September 2021 tercatat sebesar 0,366 atau meningkat 0,010 poin jika dibandingkan dengan rasio Gini pada Maret 2021," kata kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, Agus Hermawan, di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin.
Ia menyalakan, rasio Gini di daerah perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,451, meningkat sebesar 0,005 poin jika dibandingkan rasio Gini pada Maret 2021 sebesar 0,446. Selain itu meningkat sebesar 0,014 poin jika dibandingkan rasio Gini pada September 2020 yang sebesar 0,437.
Sedangkan rasio Gini di daerah perdesaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,326 atau meningkat sebesar 0,005 poin jika dibanding Gini Ratio Maret 2021 dan Gini Ratio September 2020.
Baca juga: BPS : 11,85 persen penduduk Sulbar kategori miskin
"Pada September 2021, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,97 persen, artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah," katanya.
Ia mengatakan, jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,28 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,46 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Ia menyampaikan pada September 2021, provinsi yang mempunyai nilai rasio Gini tertinggi tercatat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0,436 poin, sedangkan yang terendah tercatat di Provinsi Bangka Belitung dengan rasio Gini sebesar 0,247 poin.
Sementara itu, Provinsi Sulawesi Barat masih berada di urutan ke-23 terbawah, bahkan masih lebih rendah dibandingkan rasio Gini Indonesia yang sebesar 0,381 poin.
Terdapat tujuh provinsi dengan angka rasio Gini lebih tinggi dibanding angka rasio Gini Indonesia yang sebesar 0,381 yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,436 poin, DKI Jakarta 0,411 poin, Gorontalo 0,409 poin, Jawa Barat 0,406 poin, Papua 0,396 poin, Sulawesi Tenggara poin 0,390, dan Nusa Tenggara Barat 0,384 poin.
"Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sulawesi Barat yang diukur rasio Gini pada September 2021 tercatat sebesar 0,366 atau meningkat 0,010 poin jika dibandingkan dengan rasio Gini pada Maret 2021," kata kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, Agus Hermawan, di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin.
Ia menyalakan, rasio Gini di daerah perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,451, meningkat sebesar 0,005 poin jika dibandingkan rasio Gini pada Maret 2021 sebesar 0,446. Selain itu meningkat sebesar 0,014 poin jika dibandingkan rasio Gini pada September 2020 yang sebesar 0,437.
Sedangkan rasio Gini di daerah perdesaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,326 atau meningkat sebesar 0,005 poin jika dibanding Gini Ratio Maret 2021 dan Gini Ratio September 2020.
Baca juga: BPS : 11,85 persen penduduk Sulbar kategori miskin
"Pada September 2021, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,97 persen, artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah," katanya.
Ia mengatakan, jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 15,28 persen yang artinya berada pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,46 persen, yang berarti masuk dalam kategori ketimpangan rendah.
Ia menyampaikan pada September 2021, provinsi yang mempunyai nilai rasio Gini tertinggi tercatat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0,436 poin, sedangkan yang terendah tercatat di Provinsi Bangka Belitung dengan rasio Gini sebesar 0,247 poin.
Sementara itu, Provinsi Sulawesi Barat masih berada di urutan ke-23 terbawah, bahkan masih lebih rendah dibandingkan rasio Gini Indonesia yang sebesar 0,381 poin.
Terdapat tujuh provinsi dengan angka rasio Gini lebih tinggi dibanding angka rasio Gini Indonesia yang sebesar 0,381 yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,436 poin, DKI Jakarta 0,411 poin, Gorontalo 0,409 poin, Jawa Barat 0,406 poin, Papua 0,396 poin, Sulawesi Tenggara poin 0,390, dan Nusa Tenggara Barat 0,384 poin.