Makassar (ANTARA) - Dekan Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Dr Mukhtar Thahir Syarkawi akhirnya terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) priode 2022-2027 setelah mengalahkan rivalnya Azhar Arsyad melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) di hotel Claro, Makassar, Sulawesi Selatan. 

"Program pertama saya, menyusun pengurus serta program ketetapan yang telah di tetapkan peserta Muswil dengan delapan program utama, salah satunya pendistribusian kader bisa berjalan dengan baik," tutur mantan Ketua PKC PMII Sulsel ini menegaskan, di Makassar, Rabu. 

Ketua KNPI Sulsel era 1996-1999 ini mengatakan langkah awal dilakukan adalah merapikan data para alumnus PMII di Sulsel melalui digitalisasi, sebagai bentuk profesionalisme dalam kelembagaan. 

Selain itu, fungsi IKA PMII akan berperan mendorong kader, baik yang telah menjadi ASN untuk bisa menduduki jabatan strategis, maupun kader maju menjadi perwakilan rakyat di tingkat DPR RI, DPD dan DPRD, gubernur, bupati wali kota hingga tingkat presiden. 

"Fungsinya menjahit, karena anak PMII itu banyak sekali di Partai Politik. Dengan model ini, kita bisa jaga semua. Terpenting adalah distribusi kader bisa terbagi merata ada juga di Bawalsu, KPU, ini semua bisa mendorong kebesaran PMII ke depan," tutur mantan Ketua GP Ansor Sulsel ini menekankan.

Proses pemilihan yang berlangsung alot malam tadi, hasilnya imbang. Masing-masing kandidat memperoleh lima suara, dari 10 PKC PMII kabupaten kota yang memilih, kemudian dilaksanakan musyawarah, mengingat masih ada satu suara dari pimpinan wilayah, maka diputuskan Mukhtar dipilih dengan mengantongi dukungan total enam suara. 
  Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Sulawesi Selatan, priode 2022-2027, Dr Mukhtar Thahir Syarkawi (tengah) berfoto bersama jajaran pengurus wilayah demisioner usai Musyawarah Wilayah di hotel Claro, Makassar, Selasa (1/3/2022) malam. ANTARA/Darwin Fatir.

"Saya lihat dinamikanya bagus sekali, yang penting hasilnya musyawarah mufakat. Hasilnya ini memang ada sedikit perbedaan diawal, tapi ketika itu dikumpul pemegang suara, mereka bersepakat," ujar mantan Wakil Sekretaris PWNU Sulsel ini. 

Berkaitan dengan politik, putra mantan Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, KH M Thahir Syarkawi ini mengemukakan bahwa IKA PMII tidak terlibat langsung. Kendati demikian, kader yang aktif di dunia politik tetap didorong dan membantu sepenuhnya agar fungsi organisasi itu berjalan. 

"Saya sudah sampaikan kepada Muhaimin Iskandar (bakal calon presiden), karena dari PMII,  jadi tidak ada pilihan lain, seluruh anak PMII, pengurus IKA mendukung Muhaimin. Begitupun pun ada anak PMII maju menjadi gubernur,  bupati wali kota di Sulsel maka, saya punya kewajiban untuk mendorongnya supaya bisa jadi," tambah Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulsel itu. 

Pria kelahiran Pinrang, 28 Agustus 1960 tersebut berharap, kader IKA PMII bisa solid dan saling kerja sama, sebab era saat ini bukan lagi persaingan tapi bagaimana berkolaborasi. Kader yang duduk di parlemen juga didorong menghasilkan produk Undang-undang agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. 

Sementara itu, rivalnya Azhar Arsyad menjabat Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulsel mengemukakan, apapun hasil dari musyawarah itu tetap menjadi yang terbaik. Hanya saja, secara pribadi ia merasa kecewa karena masih dipandang politis ketika ada kepentingan berbicara soal politik. 

"Tetapi kalau ada kepentingan istilahnya apa-apa itu malah ke kita, tidak pernah mau ikhlas dan legowo menyerahkan tanggungjawab itu (ke politisi). Walau demikian, kami akan  tetap mendukungnya," tutur Azhar yang kini masih menjadi anggota DPRD Sulsel. 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024