Makassar (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan menggelar lomba Nanre Sokkoreng yang bertujuan melestarikan makanan khas kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan yang terbuat dari beras ketan.
Ketua Bidang Kemitraan Dekranasda Sulsel Andi Hamdaniah Irawan dalam keterangannya di Makassar, Rabu, mengatakan lomba tersebut diikuti oleh 142 desa di Kabupaten Wajo.
"Ini adalah salah satu objek untuk memajukan kebudayaan. Salah satunya adalah pengetahuan kuliner tradisional," kata Hamdaniah.
Sokkoreng adalah makanan khas kabupaten Wajo yang sudah jarang dijumpai. Bentuknya seperti tumpeng khas Bugis, yang terdiri dari tiga jenis nasi ketan.
"Jadi lomba ini sangat baik sekali untuk menjaga kebudayaan leluhur dari cara masak khas Kabupaten Wajo. Hasil dari lomba ini dinikmati langsung oleh bapak Gubernur, Bupati dan seluruh tamu undangan," jelasnya.
Selain lomba Nanre Sokkoreng, yang merupakan rangkaian Expo Dekranasda Sulsel Kreatif Andalan 2023 bertema "mengembalikan kejayaan Sutera di Sulawesi Selatan" juga dimeriahkan lomba lainnya seperti fashion show dan lomba mewarnai.
Ketua Dekranasda Kabupaten Wajo Sitti Maryam menambahkan Nanre Sokkoreng adalah kuliner tradisional Wajo yang cara penyajiannya dibentuk seperti kerucut dan biasanya disajikan dalam nampan beserta lauk pauk pelengkapnya.
Masakan Nanre Sokkoreng yang ditampilkan pafa lomba yang digelar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan.ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Dapat dikatakan Nanre Sokkoreng adalah tradisi lama khas Bugis Kerena proses pembuatanya yaitu songkolo yang sesungguhnya tidak dikukus tetapi dimasak di atas belanga dengan menggunakan anyaman daun lontar yang disebut dengan assokkoreng.
"Itu artinya tempat membuat ketan. Tradisi ini sudah hampir punah sehingga gagasan ini muncul pada masyarakat kecamatan Bola oleh Keluarga Prof Wahyuddin Latunreng," kata Sitti.
Ia melanjutkan menu itu sudah mengalami revitalisasi menjadi menu suguhan bagi tamu agung sehingga menjadi ciri khas Wajo. Apalagi Wajo adalah penghasil pangan terbesar serta peternakan, perikanan dan perkebunan.
"Jadi zaman dahulu Nanre Sokkoreng disajikan pada acara hajatan, dan pengantin dengan bahan utama beras ketan merah, ketan hitam, atau ketan putih dengan menggunakan lauk lengkap 'Bugis Bale Sekke'," jelasnya.
Bupati Kabupaten Wajo Amran Mahmud juga mengatakan Nanre Sokkoreng sudah didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) sesuai pasal 38 Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta.
Ia pun mengapresiasi seluruh kepala desa yang mengikuti lomba tersebut. Menurutnya salah satu karya budaya pengetahuan tradisional yang wajib dilestarikan adalah kuliner.
"Dan melalui ajang Expo Dekranasda Sulsel ini kita perkenalkan melalui lomba Nanre Sokkoreng," ujarnya.
Hadir langsung pada kegiatan tersebut Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, sejumlah Bupati dan Wali kota se Sulawesi Selatan, dan ketua Dekranasda kabupaten/kota.
Ketua Bidang Kemitraan Dekranasda Sulsel Andi Hamdaniah Irawan dalam keterangannya di Makassar, Rabu, mengatakan lomba tersebut diikuti oleh 142 desa di Kabupaten Wajo.
"Ini adalah salah satu objek untuk memajukan kebudayaan. Salah satunya adalah pengetahuan kuliner tradisional," kata Hamdaniah.
Sokkoreng adalah makanan khas kabupaten Wajo yang sudah jarang dijumpai. Bentuknya seperti tumpeng khas Bugis, yang terdiri dari tiga jenis nasi ketan.
"Jadi lomba ini sangat baik sekali untuk menjaga kebudayaan leluhur dari cara masak khas Kabupaten Wajo. Hasil dari lomba ini dinikmati langsung oleh bapak Gubernur, Bupati dan seluruh tamu undangan," jelasnya.
Selain lomba Nanre Sokkoreng, yang merupakan rangkaian Expo Dekranasda Sulsel Kreatif Andalan 2023 bertema "mengembalikan kejayaan Sutera di Sulawesi Selatan" juga dimeriahkan lomba lainnya seperti fashion show dan lomba mewarnai.
Ketua Dekranasda Kabupaten Wajo Sitti Maryam menambahkan Nanre Sokkoreng adalah kuliner tradisional Wajo yang cara penyajiannya dibentuk seperti kerucut dan biasanya disajikan dalam nampan beserta lauk pauk pelengkapnya.
Dapat dikatakan Nanre Sokkoreng adalah tradisi lama khas Bugis Kerena proses pembuatanya yaitu songkolo yang sesungguhnya tidak dikukus tetapi dimasak di atas belanga dengan menggunakan anyaman daun lontar yang disebut dengan assokkoreng.
"Itu artinya tempat membuat ketan. Tradisi ini sudah hampir punah sehingga gagasan ini muncul pada masyarakat kecamatan Bola oleh Keluarga Prof Wahyuddin Latunreng," kata Sitti.
Ia melanjutkan menu itu sudah mengalami revitalisasi menjadi menu suguhan bagi tamu agung sehingga menjadi ciri khas Wajo. Apalagi Wajo adalah penghasil pangan terbesar serta peternakan, perikanan dan perkebunan.
"Jadi zaman dahulu Nanre Sokkoreng disajikan pada acara hajatan, dan pengantin dengan bahan utama beras ketan merah, ketan hitam, atau ketan putih dengan menggunakan lauk lengkap 'Bugis Bale Sekke'," jelasnya.
Bupati Kabupaten Wajo Amran Mahmud juga mengatakan Nanre Sokkoreng sudah didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) sesuai pasal 38 Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta.
Ia pun mengapresiasi seluruh kepala desa yang mengikuti lomba tersebut. Menurutnya salah satu karya budaya pengetahuan tradisional yang wajib dilestarikan adalah kuliner.
"Dan melalui ajang Expo Dekranasda Sulsel ini kita perkenalkan melalui lomba Nanre Sokkoreng," ujarnya.
Hadir langsung pada kegiatan tersebut Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, sejumlah Bupati dan Wali kota se Sulawesi Selatan, dan ketua Dekranasda kabupaten/kota.