Bulukumba (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mendorong implementasi Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) yang dicanangkan OJK Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).
"Kegiatan yang sudah diresmikan secara simbolis di Villa Pajokka, Pantai Mandala Ria, Desa Lembanna, Kabupaten Bulukumba sebagai bentuk komitmen bersama mendorong Program EKI itu," kata Ketua OJK Sulampua DarwismanDarwisman dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Senin.
Dia mengatakan peluncuran Program EKI merupakan langkah progresif untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat, khususnya di perdesaan.
Program ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Melalui program ini, dilakukan pendampingan mulai dari pra-inkubasi, inkubasi dan pasca-inkubasi.
Program juga akan mengoptimalkan potensi yang ada di perdesaan yaitu potensi alam, budaya, sosial, dan finansial, dengan ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, asuransi dan pasar modal.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar mengatakan bersama OJK melakukan sinergi, termasuk masyarakat untuk bisa mendapatkan akses layanan keuangan, hingga pada program ketahanan pangan.
Bahkan, Kepala OJK Sulampua menjadi Ketua Satgas Pisang Sulsel, membangun ekosistem budidaya pisang di Sulsel, mengikhtiarkan menanam satu miliar pohon pisang pada lahan terlantar 500 ribu hektar, selama satu tahun ke depan.
“Ekosistem ekonominya sedang kami bangun, banyak pihak kami libatkan, termasuk dunia perbankan,” kata Bahtiar.
Adapun untuk Desa Lembanna, perlu dibangun budaya wisata, termasuk mengajak dunia kampus untuk membuat karya tentang desa ini secara ilmiah. Baik kelebihan dan nilainya. Termasuk kapal Pinisi yang melegenda.
Bahtiar berharap warga di desa wisata ini mengerti dan bisa berbahasa Inggris, sehingga perlu dididik dan dilatih.
“Kita lihat kekuatan Bali, siapa pun orang di sana, masyarakatnya bisa menjelaskan tentang Bali, dari hulu ke hilir, alamnya, budayanya, manusia dan kebudayaannya. Nah itu harus diedukasi seperti itu, terutama kemampuan bahasa, karena wisatawan termasuk mancanegara suka daerah seperti ini,” ungkapnya.
Adapun wilayah ini perlu didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bira-Takabonerate, karena sebuah daerah akan menjadi hebat ketika sudah ditetapkan KEK.
“Maka akan banyak program yang masuk. Baik sarana prasarana pendukungnya oleh pemerintah, listrik, air, pelabuhan, jalan dan lainnya untuk mendukung sistem perekonomian tersebut,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Sulsel akan memberikan bantuan sumur bor, untuk memenuhi kebutuhan air bersih daerah wisata ini.
Adapun pada tahun 2023, TPKAD Sulsel telah menetapkan satu desa yang dipilih dari 3.051 desa di Sulsel sebagai pilot project program Ekosistem Program Ekosistem Keuangan Inklusif yaitu Desa Lembanna di Kabupaten Bulukumba.
Desa dengan luas 12 Km persegi dengan jumlah penduduk 2.492 orang, memiliki potensi menjadi destinasi wisata dengan keindahan alam yang terdiri dari Pantai Mandala Ria, situs purbakala, Goa Passea dan Batu Tongkarayya.
Bupati Bulukumba Andi Muchtar mengharapkan program eksosistem keuangan ini dapat lebih masif untuk membantu dan menfasilitasi masyarakat pelaku usaha, untuk mendapat akses kredit UMKM yang bergerak di sektor produksi dan wirausaha muda.
Potensi Bulukumba di sektor keuangan sangat menjanjikan dan terus berkembang. Perputaran uang tidak kurang dari Rp1 triliun per bulan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif dan Bursa Karbon OJK RI, Inarno Djajadi, menyampaian rasa syukur bisa hadir dan melihat keindahan luar biasa dari desa ini dan pantai di Bulukumba.
Demikian juga apresiasi kepemimpinan Pj Gubernur Bahtiar dan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali, dalam berkolaborasi dengan OJK.
"Kegiatan yang sudah diresmikan secara simbolis di Villa Pajokka, Pantai Mandala Ria, Desa Lembanna, Kabupaten Bulukumba sebagai bentuk komitmen bersama mendorong Program EKI itu," kata Ketua OJK Sulampua DarwismanDarwisman dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Senin.
Dia mengatakan peluncuran Program EKI merupakan langkah progresif untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat, khususnya di perdesaan.
Program ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Melalui program ini, dilakukan pendampingan mulai dari pra-inkubasi, inkubasi dan pasca-inkubasi.
Program juga akan mengoptimalkan potensi yang ada di perdesaan yaitu potensi alam, budaya, sosial, dan finansial, dengan ketersediaan akses keuangan dari berbagai sektor jasa keuangan seperti perbankan, asuransi dan pasar modal.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar mengatakan bersama OJK melakukan sinergi, termasuk masyarakat untuk bisa mendapatkan akses layanan keuangan, hingga pada program ketahanan pangan.
Bahkan, Kepala OJK Sulampua menjadi Ketua Satgas Pisang Sulsel, membangun ekosistem budidaya pisang di Sulsel, mengikhtiarkan menanam satu miliar pohon pisang pada lahan terlantar 500 ribu hektar, selama satu tahun ke depan.
“Ekosistem ekonominya sedang kami bangun, banyak pihak kami libatkan, termasuk dunia perbankan,” kata Bahtiar.
Adapun untuk Desa Lembanna, perlu dibangun budaya wisata, termasuk mengajak dunia kampus untuk membuat karya tentang desa ini secara ilmiah. Baik kelebihan dan nilainya. Termasuk kapal Pinisi yang melegenda.
Bahtiar berharap warga di desa wisata ini mengerti dan bisa berbahasa Inggris, sehingga perlu dididik dan dilatih.
“Kita lihat kekuatan Bali, siapa pun orang di sana, masyarakatnya bisa menjelaskan tentang Bali, dari hulu ke hilir, alamnya, budayanya, manusia dan kebudayaannya. Nah itu harus diedukasi seperti itu, terutama kemampuan bahasa, karena wisatawan termasuk mancanegara suka daerah seperti ini,” ungkapnya.
Adapun wilayah ini perlu didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bira-Takabonerate, karena sebuah daerah akan menjadi hebat ketika sudah ditetapkan KEK.
“Maka akan banyak program yang masuk. Baik sarana prasarana pendukungnya oleh pemerintah, listrik, air, pelabuhan, jalan dan lainnya untuk mendukung sistem perekonomian tersebut,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Sulsel akan memberikan bantuan sumur bor, untuk memenuhi kebutuhan air bersih daerah wisata ini.
Adapun pada tahun 2023, TPKAD Sulsel telah menetapkan satu desa yang dipilih dari 3.051 desa di Sulsel sebagai pilot project program Ekosistem Program Ekosistem Keuangan Inklusif yaitu Desa Lembanna di Kabupaten Bulukumba.
Desa dengan luas 12 Km persegi dengan jumlah penduduk 2.492 orang, memiliki potensi menjadi destinasi wisata dengan keindahan alam yang terdiri dari Pantai Mandala Ria, situs purbakala, Goa Passea dan Batu Tongkarayya.
Bupati Bulukumba Andi Muchtar mengharapkan program eksosistem keuangan ini dapat lebih masif untuk membantu dan menfasilitasi masyarakat pelaku usaha, untuk mendapat akses kredit UMKM yang bergerak di sektor produksi dan wirausaha muda.
Potensi Bulukumba di sektor keuangan sangat menjanjikan dan terus berkembang. Perputaran uang tidak kurang dari Rp1 triliun per bulan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif dan Bursa Karbon OJK RI, Inarno Djajadi, menyampaian rasa syukur bisa hadir dan melihat keindahan luar biasa dari desa ini dan pantai di Bulukumba.
Demikian juga apresiasi kepemimpinan Pj Gubernur Bahtiar dan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali, dalam berkolaborasi dengan OJK.