Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengenang Letjen TNI (Purn.) Doni Monardo sebagai sosok jagoan bagi para juniornya, termasuk dirinya, terutama saat mereka masih menjadi perwira remaja yang dibimbing langsung oleh almarhum.
Maruli pun mengaku saat mengawali karier militernya sebagai seorang letnan, dia merasa ada kebanggaan tersendiri jika ditegur langsung dan diajak mengobrol Doni Monardo.
"Jadi, dulu waktu zaman saya perwira remaja, beliau (Doni Monardo) itu termasuk figur bagi kami. Jagoannya. Jadi, kalau sudah beliau menegur kami itu, bangga sekali kami," kata Maruli usai mengikuti upacara militer pemakaman Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, Maruli mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Doni Monardo, yang terakhirnya menjabat sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan ketua umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD).
"Ya, itu, saya merasa kehilangan, sangat kehilangan, karena beliau sampai terakhir menjelang pensiun itu kiprahnya masih banyak," kenang Maruli.
Dia melanjutkan bahwa Doni Monardo sempat menggelar fasilitas pengobatan mata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dan Kabupaten Puncak yang saat ini masuk wilayah Provinsi Papua Tengah.
Intan Jaya dan Puncak merupakan daerah-daerah yang saat ini disebut sebagai titik rawan (trouble spot), karena menjadi sasaran penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
"Kiprahnya tidak pernah berhenti. Mudah-mudahan kami generasi muda bisa melanjutkan," kata Maruli.
Doni Monardo, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat, tanggal 10 Mei 1963, wafat pada usia 60 tahun di ruang ICU RS Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (3/12). Doni wafat karena sakit terutama setelah dia dirawat secara intensif di RS Siloam Semanggi sejak 22 September 2023 karena kesehatannya terus menurun.
Dalam rangkaian prosesi pemakaman, jenazah Doni Monardo disemayamkan di rumah duka di daerah BSD, Tangerang Selatan, Minggu malam, kemudian dibawa ke Markas Komando (Mako) Kopassus Cijantung, Senin pagi, untuk upacara penghormatan dari Korps “Baret Merah” di Balai Komando Kopassus.
Di Balai Komando, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto datang langsung dan memberikan penghormatan terakhirnya kepada Doni Monardo. Bersama dengan Jenderal TNI (Purn.) Wiranto dan Inspektur Jenderal TNI Laksamana Madya TNI Suhartono, Prabowo melakukan shalat jenazah di Balai Komando.
Doni Monardo kemudian dibawa ke TMP Kalibata, Jakarta, Senin, untuk dikebumikan di tempat peristirahatan terakhirnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memberikan penghormatan terakhirnya kepada Doni Monardo dengan memimpin upacara militer pemakaman.
Maruli pun mengaku saat mengawali karier militernya sebagai seorang letnan, dia merasa ada kebanggaan tersendiri jika ditegur langsung dan diajak mengobrol Doni Monardo.
"Jadi, dulu waktu zaman saya perwira remaja, beliau (Doni Monardo) itu termasuk figur bagi kami. Jagoannya. Jadi, kalau sudah beliau menegur kami itu, bangga sekali kami," kata Maruli usai mengikuti upacara militer pemakaman Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, Maruli mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Doni Monardo, yang terakhirnya menjabat sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan ketua umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD).
"Ya, itu, saya merasa kehilangan, sangat kehilangan, karena beliau sampai terakhir menjelang pensiun itu kiprahnya masih banyak," kenang Maruli.
Dia melanjutkan bahwa Doni Monardo sempat menggelar fasilitas pengobatan mata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dan Kabupaten Puncak yang saat ini masuk wilayah Provinsi Papua Tengah.
Intan Jaya dan Puncak merupakan daerah-daerah yang saat ini disebut sebagai titik rawan (trouble spot), karena menjadi sasaran penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
"Kiprahnya tidak pernah berhenti. Mudah-mudahan kami generasi muda bisa melanjutkan," kata Maruli.
Doni Monardo, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat, tanggal 10 Mei 1963, wafat pada usia 60 tahun di ruang ICU RS Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (3/12). Doni wafat karena sakit terutama setelah dia dirawat secara intensif di RS Siloam Semanggi sejak 22 September 2023 karena kesehatannya terus menurun.
Dalam rangkaian prosesi pemakaman, jenazah Doni Monardo disemayamkan di rumah duka di daerah BSD, Tangerang Selatan, Minggu malam, kemudian dibawa ke Markas Komando (Mako) Kopassus Cijantung, Senin pagi, untuk upacara penghormatan dari Korps “Baret Merah” di Balai Komando Kopassus.
Di Balai Komando, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto datang langsung dan memberikan penghormatan terakhirnya kepada Doni Monardo. Bersama dengan Jenderal TNI (Purn.) Wiranto dan Inspektur Jenderal TNI Laksamana Madya TNI Suhartono, Prabowo melakukan shalat jenazah di Balai Komando.
Doni Monardo kemudian dibawa ke TMP Kalibata, Jakarta, Senin, untuk dikebumikan di tempat peristirahatan terakhirnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memberikan penghormatan terakhirnya kepada Doni Monardo dengan memimpin upacara militer pemakaman.