Makassar (ANTARA) - Perusahaan properti Summarecon Mutiara Makassar (SMM) mengintegrasikan hunian modern dengan lingkungan asri sebagai tawaran ke konsumen yang membutuhkan fasilitas perpaduan infrastruktur dengan alam terbuka.
"Sebagai kota dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia Timur, Makassar memiliki potensi yang besar dalam berbagai sektor. Apalagi di tengah maraknya kepadatan dan pembangunan kota, masyarakat Makassar membutuhkan keseimbangan infrastruktur modern dengan ruang alam terbuka," kata Direktur Pt Summarecon Agung, Tbk Syarif Benyamin dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Selasa.
Sementara itu, berdasarkan hasil perhitungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar bersama LPPM Universitas Hasanuddin Makassar mencatat jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) tahun ini mencapai 11,47 persen atau sekitar 2.028,053 hektar. Jumlah ini masih sangat jauh dari target 30 persen yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan.
Dari hasil data tersebut dilansir kecamatan dengan RTH terbesar saat ini berada di Kecamatan Biringkanaya yang juga menjadi wilayah SMM. Penggalakan RTH dan taman kota juga didukung sepenuhnya oleh pengembang-pengembang, salah satunya Summarecon yang saat ini tengah mengembangkan kawasan terpadu Summarecon Mutiara Makassar.
Kawasan SMM dikembangkan di atas lahan seluas 500 hektare. Berdasarkan master plan SMM, Summarecon akan membangun area residensial, komersial, pendidikan serta ruang publik. Paralel dengan pembangunan area residensial dan ruko, SMM juga telah membangun area terbuka De Festive dengan danau dan pepohonan yang digunakan untuk masyarakat umum.
Sedangkan di sepanjang jalan utama Jalan Rainbow Boulevard ditanami pohon rindang serta sebuah taman kota di depan cluster hunian. Fasilitas ruang terbuka ini telah dipergunakan sebagai venue kegiatan hiburan dan olahraga seperti jogging, zumba dan pound fit bersama serta menjadi spot kesukaan warga SMM dan sekitarnya.
Ruang terbuka yang asri dan memiliki nilai estetik dengan beragam pohon ini mendukung program komunitas-komunitas. Contohnya komunitas lari yang kerap melangsungkan Fun Run dengan rute mengelilingi kawasan SMM atau komunitas mobil modif yang menggelar gathering di area Rainbow Food Centre SMM.
Selain itu, setiap unit hunian di SMM memiliki setidaknya satu pohon di taman rumahnya. Terhitung ada 3.900 lebih pohon yang ditanam di kawasan SMM di luar hutan bakau (mangrove) yang tumbuh di sepanjang muara Sungai Bonelengga yang berada di kawasan SMM.
Konsep perumahan yang asri dengan mengedepankan lingkungan hijau itu, diakui pemerhati lingkungan yang juga Direktur Eksekutif Jurnal Celebes, Mustam Arif di Makassar.
Dia mengatakan, SMM jauh berbeda dengan konsep perumahan pada umumnya yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Pasalnya, posisinya yang cukup strategis karena berada di wilayah pinggiran Kota Makassar dan sebagian wilayahnya berada di pesisir wilayah utara Kota Makassar, sehingga masih memungkinkan menggunakan konsep perumahan hijau.
Selain itu, lanjut dia, karena pengembangnya memiliki konsep yang mendukung pengembangan lingkungan, sehingga saling mendukung dengan kondisi di lapangan.
Suasana salah satu wilayah perumahan yang menawarkan keindahan dan ramah lingkungan di Perumahan Summarecon Mutiara Makassar. Antara/ HO- SMM
"Sebagai kota dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia Timur, Makassar memiliki potensi yang besar dalam berbagai sektor. Apalagi di tengah maraknya kepadatan dan pembangunan kota, masyarakat Makassar membutuhkan keseimbangan infrastruktur modern dengan ruang alam terbuka," kata Direktur Pt Summarecon Agung, Tbk Syarif Benyamin dalam keterangan pers yang diterima di Makassar, Selasa.
Sementara itu, berdasarkan hasil perhitungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar bersama LPPM Universitas Hasanuddin Makassar mencatat jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) tahun ini mencapai 11,47 persen atau sekitar 2.028,053 hektar. Jumlah ini masih sangat jauh dari target 30 persen yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan.
Dari hasil data tersebut dilansir kecamatan dengan RTH terbesar saat ini berada di Kecamatan Biringkanaya yang juga menjadi wilayah SMM. Penggalakan RTH dan taman kota juga didukung sepenuhnya oleh pengembang-pengembang, salah satunya Summarecon yang saat ini tengah mengembangkan kawasan terpadu Summarecon Mutiara Makassar.
Kawasan SMM dikembangkan di atas lahan seluas 500 hektare. Berdasarkan master plan SMM, Summarecon akan membangun area residensial, komersial, pendidikan serta ruang publik. Paralel dengan pembangunan area residensial dan ruko, SMM juga telah membangun area terbuka De Festive dengan danau dan pepohonan yang digunakan untuk masyarakat umum.
Sedangkan di sepanjang jalan utama Jalan Rainbow Boulevard ditanami pohon rindang serta sebuah taman kota di depan cluster hunian. Fasilitas ruang terbuka ini telah dipergunakan sebagai venue kegiatan hiburan dan olahraga seperti jogging, zumba dan pound fit bersama serta menjadi spot kesukaan warga SMM dan sekitarnya.
Ruang terbuka yang asri dan memiliki nilai estetik dengan beragam pohon ini mendukung program komunitas-komunitas. Contohnya komunitas lari yang kerap melangsungkan Fun Run dengan rute mengelilingi kawasan SMM atau komunitas mobil modif yang menggelar gathering di area Rainbow Food Centre SMM.
Selain itu, setiap unit hunian di SMM memiliki setidaknya satu pohon di taman rumahnya. Terhitung ada 3.900 lebih pohon yang ditanam di kawasan SMM di luar hutan bakau (mangrove) yang tumbuh di sepanjang muara Sungai Bonelengga yang berada di kawasan SMM.
Konsep perumahan yang asri dengan mengedepankan lingkungan hijau itu, diakui pemerhati lingkungan yang juga Direktur Eksekutif Jurnal Celebes, Mustam Arif di Makassar.
Dia mengatakan, SMM jauh berbeda dengan konsep perumahan pada umumnya yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Pasalnya, posisinya yang cukup strategis karena berada di wilayah pinggiran Kota Makassar dan sebagian wilayahnya berada di pesisir wilayah utara Kota Makassar, sehingga masih memungkinkan menggunakan konsep perumahan hijau.
Selain itu, lanjut dia, karena pengembangnya memiliki konsep yang mendukung pengembangan lingkungan, sehingga saling mendukung dengan kondisi di lapangan.