Makassar (ANTARA) - Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) statusnya naik menjadi terindeks Scopus sesuai rilis Scopus pada 5 Maret 2024.

Dekan Fakultas Kehutanan Unhas A Mujetahid di Makassar, Kamis, mengatakan hal ini menunjukkan kualitas tata kelola jurnal telah berskala global.

“Keberhasilan jurnal ini lolos untuk terindeks Scopus mempunyai dampak signifikan terhadap upaya penguatan Unhas dalam world class university,” kata Mujetahid.

Pihaknya tidak akan berhenti pada pencapaian ini. Peningkatan kualitas jurnal terus dimaksimalkan melalui ketersediaan sarana prasarana ataupun kebijakan yang sejalan dengan langkah strategis untuk peningkatan pengelolaan jurnal.

Hingga saat ini, kata dia, sudah dua jurnal yang dikelola Fakultas Kehutanan Unhas terindeks scopus, sebelumnya itu adalah Jurnal Forest and Society yang lebih dulu bereputasi internasional.

“Kita memberikan support dan fasilitas, bahkan anggaran juga kita siapkan. Jurnal itu bisa berkembang jika didukung dengan fasilitas yang memadai, misalnya saja ketersediaan ruangan yang dapat dimanfaatkan hingga kebebasan berkarya dan berkreasi," ujarnya.

Ketua Prodi Konservasi Kehutanan Unhas sekaligus Editor in Chief Prof Ngakan Putu Oka  menjelaskan Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea berfokus pada permasalahan konservasi sumber daya hayati, meliputi pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan, aspek sosial, dan kebijakan dalam konservasi. Terkhusus pada isu-isu konservasi di wilayah biogeografis Wallacea.

Pada kesempatan yang sama Muhammad Alif K Sahide selaku tim yang membantu dalam persiapan jurnal menjelaskan awal mula pengelolaan jurnal kehutanan Wallacae, yang dikelola oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup. Namun sejak awal 2023 jurnal ini dikelola oleh Program Studi (Prodi) Konservasi Hutan dengan fokus kajiannya disesuaikan dengan konservasi sumber daya hayati.

“Sejak jurnal ini dialihkan ke kami, proses perbaikan jurnal kami lakukan secara berkelanjutan sampai bisa terindeks Scopus hingga saat ini. Harapannya kehadiran jurnal ini bisa mendorong semangat kelompok riset Wallacea untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas,” katanya. 

Wallacea merupakan kawasan biogeografis strategis yang terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, sehingga keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat unik dan spesifik, ditandai dengan tingkat endemisme yang tinggi. Namun di sisi lain, konservasi sumber daya hayati di kawasan ini terancam akibat kepadatan penduduk dan peningkatan jumlah penduduk.

Berbagai pendekatan perlu terus dilakukan dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati yang ada untuk menjamin ketersediaan secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat.

Kehadiran jurnal ini diharapkan menjadi media bagi para peneliti Kawasan Wallacea untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024