Makassar (ANTARA) - Efisiensi Makassar New Port (MNP) dapat dilakukan dari 40 persen hingga 60 persen dengan elektrifikasi kegiatan operasional bongkar muat di pelabuhan wilayah kerja Pelindo Regional 4.

"Dengan elektrifikasi itu akan mengurangi emisi karbon, dengan mengganti penggunaan energi diesel dengan menggunakan power listrik di wilayah area Regional 4," kata Dirut PT Equiport Inti Indonesia (EII) Muhammad Ayub yang mengelola anak perusahaan PT Pelindo saat ditemui di kawasan MNP, Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, pemberlakukan sistem eletrifikasi dalam operasional bongkar muat pelabuhan sudah dilakukan di MNP, kemudian di Pelabuhan Bitung dan sekarang di Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Kendari.

"Dalam waktu dekat direncanakan nanti di Pelabuhan Balikpapan dan Sorong," katanya.

Menurut dia, dengan upaya-upaya itu diharapkan bisa meminimalkan polusi dan tentu saja bisa efisiensi dalam penggunaan minyak dari bahan fosil.

Sementara perbandingan penggunaan Diesel yang menggunakan BBM, lanjut dia, secara umum dalam satu liter ataupun satu jam rata-rata pada CC ini menggunakan solar 90 liter - 120 liter tergantung bebannya.

Namun dengan menggunakan listrik, kalau biaya yang dibayarkan rata-rata itu bisa terjadi efisiensi antara 40 persen hingga 60 persen dengan harga minyak yang rata-rata sekarang.

Sementara itu, Direktur Operasi PT Equiport Inti Indonesia Muh Anton Effendy mengimbuhkan, sedikitnya 500 alat bongkar muat peti kemas yang ada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), mulai dari Kalimantan Timur sampai wilayah Papua.

Dia mengatakan, tugas dan peran PT EII yang merupakan anak cucu PT Pelindo adalah memastikan semua peralatan bongkar muat di setiap pelauhan dalam kondisi baik.

"Jadi tim kami melakukan perawatan rutin. Kedepannya kami juga akan meningkatkan perawatan terencana. Harapannya semua perlengkapan sudah siap pada saat kapal sandar di pelabuhan," jelasnya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024