Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin mendorong pengembangan komoditi kopi di Kabupaten Mamasa untuk memajukan ekonomi daerah.
"Kami akan memastikan ikut membantu pembangunan di Kabupaten Mamasa selama menjabat di Sulbar, dan mendorong pengembangan kopi di kabupaten itu," kata Bahtiar di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan Mamasa yang berada di wilayah pegunungan Sulbar dengan jumlah penduduk lebih dari 100 ribu jiwa sangat cocok untuk pengembangan komoditi kopi karena ditunjang dengan lahan dan iklim yang cocok.
"Potensi pengembangan kopi sangat menjanjikan di sana (Mamasa). Apalagi Sulbar merupakan daerah penyangga ibukota negara (IKN) di Kalimantan, sehingga pasar kopi sudah sangat jelas," katanya.
Berdasarkan data pemerintah, produksi kopi Mamasa untuk kopi arabika mencapai sekitar 1.000 ton dengan luas areal mencapai 6.500 hektare. Sementara produksi kopi robusta mencapai 961 ton dengan luas areal mencapai 5.000 hektare.
"Pemprov Sulbar akan terus membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan kopi di Mamasa serta membantu masyarakat agar dapat mengakses kredit melalui perbankan untuk mengembangkan kopi," katanya.
Ia meminta agar masyarakat di Kabupaten Mamasa dapat lebih memilih mengembangkan kopi dari pada jagung karena jagung akan membabat hutan dan mengakibatkan longsor.
"Jagung juga membawa keuntungan bagi petani namun di satu sisi akan mengakibatkan longsor sehingga kami sangat mendukung jika komoditi kopi menjadi komoditi tanaman unggulan di Mamasa," katanya.
"Kami akan memastikan ikut membantu pembangunan di Kabupaten Mamasa selama menjabat di Sulbar, dan mendorong pengembangan kopi di kabupaten itu," kata Bahtiar di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan Mamasa yang berada di wilayah pegunungan Sulbar dengan jumlah penduduk lebih dari 100 ribu jiwa sangat cocok untuk pengembangan komoditi kopi karena ditunjang dengan lahan dan iklim yang cocok.
"Potensi pengembangan kopi sangat menjanjikan di sana (Mamasa). Apalagi Sulbar merupakan daerah penyangga ibukota negara (IKN) di Kalimantan, sehingga pasar kopi sudah sangat jelas," katanya.
Berdasarkan data pemerintah, produksi kopi Mamasa untuk kopi arabika mencapai sekitar 1.000 ton dengan luas areal mencapai 6.500 hektare. Sementara produksi kopi robusta mencapai 961 ton dengan luas areal mencapai 5.000 hektare.
"Pemprov Sulbar akan terus membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan kopi di Mamasa serta membantu masyarakat agar dapat mengakses kredit melalui perbankan untuk mengembangkan kopi," katanya.
Ia meminta agar masyarakat di Kabupaten Mamasa dapat lebih memilih mengembangkan kopi dari pada jagung karena jagung akan membabat hutan dan mengakibatkan longsor.
"Jagung juga membawa keuntungan bagi petani namun di satu sisi akan mengakibatkan longsor sehingga kami sangat mendukung jika komoditi kopi menjadi komoditi tanaman unggulan di Mamasa," katanya.