Mamuju (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengapresiasi peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat bersama aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat terhadap upaya penanggulangan terorisme di daerah itu.

Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris, di Mamuju, Selasa menyampaikan, sepanjang 2023, tidak ada satu pun serangan teroris secara terbuka yang terjadi di Indonesia atau "zero terrorist attack".

"Ini keberhasilan dan apresiasi besar kepada aparat keamanan dan peran masyarakat bersama pemerintah, termasuk Kesbangpol," kata Irfan Idris.

Direktur Pencegahan BNPT melakukan kunjungan di Sulbar bersama empat pejabat BNPT lainnya dan diterima oleh Kepala Kesbangpol Sulbar Muhammad Yusuf Tahir.

"Kami di Sulbar melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan," ujar Irfan Idris.

Eksistensi Kesbangpol di daerah lanjut Irfan Idris, cukup besar dalam membangun peran serta partisipasi setiap elemen masyarakat bahwa Indonesia adalah negara plural yang menghargai segala perbedaan.

"Nah, di Tanah Mandar (Provinsi Sulbar) ini kita ada tradisi ‘Sipamandar’ atau bagaimana memanusiakan manusia. Ini bukan hal baru dan telah dijalankan dan harus terus dijaga," katanya.

Walaupun tergolong aman, namun Irfan Idris meminta para pemangku kebijakan dan seluruh elemen masyarakat di Sulbar tetap harus mawas diri.

Sebab kata dia, Sulbar berada di titik strategis yang merupakan jalur perlintasan dari Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah, demikian pula dari Pulau Kalimantan.

"Di sisi lain, sekarang kita ada Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan menjadikan daerah ini sebagai wilayah penyangga IKN," ujar Irfan Idris.

Pada kesempatan itu, Irfan Idris juga menyampaikan tujuh program unggulan BNPT dalam menekan ekstrimisme dan terorisme, yakni pemberdayaan dan perempuan, desa damai atau siap siaga, sekolah damai yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kampus kebangsaan yang mengembangkan toleransi.

Selanjutnya terkait bagaimana melakukan "assessment" atau penilaian terhadap pegawai yang berisiko tinggi di pemerintahan, kemudian terkait pencegahan paham dari luar negeri atau dari wilayah konflik yang bisa saja dibawa oleh WNI saat kembali ke tanah air.

"Terakhir adalah deradikalisasi, yakni pembinaan, pendampingan, pemberdayaan bagi anak mantan napi dan anak teroris. Bagaimana agar anak-anak ini disekolahkan dan belajar wawasan kebangsaan," jelas Irfan Idris.

Sementara, Kepala Kesbangpol Sulbar Muhammad Yusuf Thahir menyampaikan apresiasi atas kehadiran pejabat BNPT di Provinsi Sulbar.

Kesbangpol Sulbar lanjut Muhammad Yusuf Thahir, berkomitmen selalu mendukung program-program BNPT dengan merangkul para pemangku kepentingan di daerah itu.

"Kami berharap komunikasi dan koordinasi bisa terus terbangun dalam upaya menekan terorisme, baik dengan perwakilan pemerintah pusat maupun dengan elemen masyarakat di daerah," kata Muhammad Yusuf Thahir.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024