Makassar (ANTARA) -
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mengimbau seluruh masyarakat menggunakan wadah ramah lingkungan saat membagikan daging kurban dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
 
"Setiap tahun sebelum pelaksanaan Idul Adha, kita bersurat ke kabupaten/kota untuk mengimbau menggunakan pembungkus daging yang ramah lingkungan atau minimal tidak pakai kantong plastik hitam," ujar Kepala DLHK Sulsel Hasbi Nur di Makassar, Minggu.
 
Imbauan ini sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tanpa sampah plastik.
 
Ia mengatakan semua kabupaten/kota telah melaporkan ke Pemerintah Provinsi Sulsel bahwa mereka telah menerbitkan imbauan terkait dengan penggunaan wadah tersebut saat Hari Raya Kurban.
 
Hanya saja, katanya, hal yang menjadi polemik, yakni kantong kresek hitam masih diizinkan dari sektor industri untuk diproduksi sehingga penggunaan masih banyak, bahkan kerap dipakai masyarakat membungkus makanan.
 
Hasbi menjelaskan terdapat dua masalah utama dihadapi masyarakat jika menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban, yaitu dipastikan akan menambah tumpukan sampah di lingkungan.
 
"Pencemaran akan semakin bertambah yang akan memberi banyak dampak negatif bagi makhluk hidup dan alam kita," ujarnya.

Ia menjelaskan penggunaan kantong plastik untuk menampung daging kurban bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan sebab bisa menyebabkan daging terkontaminasi mikro plastik, yang jika digunakan secara kumulatif menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker.
 
"Penggunaan kantong plastik untuk menampung daging akan menyebabkan daging yang kita konsumsi terkontaminasi mikro plastik bahkan bahan racun yang lain yang berasal dari kantong plastik. Apalagi kalau pakai kantong plastik hitam. Secara kumulatif akan menjadi penyebab macam-macam penyakit terutama kanker," ucapnya.
 
Oleh karena itu, Hasbi mengimbau masyarakat agar menggunakan wadah yang lebih ramah lingkungan, seperti daun pisang, anyaman daun lontar, dan daun jati untuk tempat daging kurban.

"Utamanya yang berasal dari alam, atau gunakan tempat bukan sekali pakai," kata dia.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024