Makassar (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengemukakan jenis bencana yang mendominasi wilayah Sulawesi Selatan adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan curah hujan ekstrem.
"Mayoritas wilayah yang mengalami intensitas curah hujan tinggi menyebabkan terjadinya luapan air sungai, dan banjir, serta tanah longsor. Selain itu kejadian cuaca ekstrem menyebabkan angin kencang," ujarnya pada Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Makassar, Kamis.
Dia menyampaikan dalam tiga tahun terakhir (2022-2024), jumlah kejadian bencana di Sulsel 2023 merupakan tahun dengan jumlah kejadian bencana tertinggi. Adapun jenis bencana yang paling sering terjadi adalah cuaca ekstrem 45,51 persen, diikuti bencana banjir 33,71 persen, dan tanah longsor 10,67 persen.
Hal ini pun dibenarkan oleh prakiraan cuaca yang dirilis pihak BMKG pada kesempatan yang sama.
Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa sepekan ke depan curah hujan sedang hingga sangat lebat yang berpotensi terjadi di Kabupaten Selayar, Bulukumba, Gowa, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Wajo, Sidrap, Pinrang, Bantaeng, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Makassar, Parepare dan Palopo.
"Daerah tersebut perlu waspada dan melakukan penanganan sesuai potensi wilayah masing-masing," ujarnya.
Dwikorita mengungkapkan prediksi bencana yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem di Januari mendatang.
Dia menyebut Sulsel ini sangat istimewa mulai dari Desember, Januari, Februari, Maret hingga Juni 2025 mengalami puncak musim hujan untuk wilayah yang berbeda-beda.
Khusus pada Januari 2025, utamanya di 2-7 Januari ini beberapa wilayah di Sulsel di antaranya Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Soppeng berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Sulsel didominasi bencana hidrometeorologi basah