Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) menyiapkan mitigasi dini hadapi potensi bencana hidrometeorologi setelah rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Pratikno terkait Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi.
Dia langsung menginstruksikan seluruh perangkat pemerintah untuk bersiaga kembali menghadapi cuaca buruk.
“Mau tidak mau ini imbauan dari Menko PMK RI dan BMKG langsung. Artinya, kita harus bersiap. Pemkot sudah bersiap sebelum banjir. Kemarin juga dinas terkait seperti PU yang selalu mengeruk drainase dan membuka layanan aduan,” ujarnya di Makassar, Kamis.
Apalagi, kata dia, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) menyatakan akan ada potensi bencana hidrometeorologi ditandai dengan curah hujan yang tinggi.
Selain itu, kata Danny, ia juga sudah mengarahkan BPBD untuk menyiapkan strategi jika bencana banjir kembali mengancam.
“Langkah awal setidaknya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan ke masyarakat untuk melakukan tahapan mitigasi maupun evakuasi secara mandiri saat menghadapi bencana, sudah dilakukan,” ujarnya.
Olehnya itu, kata Danny, untuk solusi jangka panjang penanganan banjir diperlukan perbaikan drainase yang baik.
"Kalau solusi jangka panjang sudah dimaksimalkan semua, yang perlu dimaksimalkan yaitu adalah otorisasi drainase. Kita perbaiki drainasenya," ucap Danny.
Sementara, Kepala BMKG RI Dwikorita mengungkapkan prediksi bencana yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem di bulan Januari.
Dia menyebut Sulsel ini sangat istimewa mulai dari Desember, Januari, Februari, Maret hingga Juni mengalami puncak musim hujan tapi untuk wilayah yang berbeda-beda.
Khusus pada Januari 2025, kata Dwikora, utamanya di tanggal 2-7 Januari ini beberapa wilayah di Sulsel di antaranya Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Soppeng berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
“Untuk itu dalam rangka mitigasi yang disampaikan bapak Menko, BNPB dan Pj Gubernur, kami BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG karena ini perubahannya bisa sangat cepat," ujarnya.
Hal itu juga diperkuat oleh instruksi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), RI Pratikno untuk bersiap menghadapi bencana ini.
“Nah, ini yang perlu kita antisipasi. Bukan hanya curah hujan tinggi, tapi juga nanti implikasinya pada tanah longsor, banjir, dan ombak tinggi yang harus diketahui oleh para nelayan,” ujarnya.
Pratikno mengemukakan penyelenggaraan rapat bersama jajaran Forkopimda Provinsi Sulawesi Selatan, dan bupati serta wali kota merupakan upaya bersama untuk memitigasi bencana agar dampaknya lebih kecil, infrastruktur fisik disiagakan, aparat disiagakan hingga masyarakatnya disiagakan.
"Juga seluruh dukungan dari kemungkinan terhadap korban bencana, apakah itu pengungsian, logistik juga disiagakan,” kata dia.*