Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar Sulawesi Selatan berharap Bunker Jepang yang ada di Pulau Delta dijadikan objek wisata karena cukup potensial.

"Bunker Jepang ini adalah situs sejarah yang pernah digunakan tentara Jepang sebagai basis tentara pada masa pendudukan 1942 - 1945,” kata Sekretaris Lurah Lakkang, Subandono PS di Makassar, Senin.

Ia mengatakan Bunker Nippon (Jepang) di Pulau Delta itu menjadi potensi wisata sejarah sekaligus alam yang memiliki nilai jual.

Bunker tersebut memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat penyimpanan senjata dan bahan makanan. 

Bunker penyimpanan bahan makanan memiliki panjang sekitar 14 meter dan lebar sekitar 4 meter, dengan dua pintu masuk, satu menghadap utara dan satu menghadap selatan.

Namun, Bunker Jepang itu hingga saat ini belum dipugar meskipun pada waktu-waktu tertentu, bunker di tengah perumahan penduduk Pulau delta Lakkang dikunjungi wisatawan lokal dan nasional.

Oleh karena itu, dia berharap potensi wisata ini dapat perhatian khusus dari pemerintah Kota Makassar melalui dinas terkait.

Hal serupa juga dikemukakan Daeng Rannu, warga Lakkang yang menginginkan kemajuan sektor pariwisata di daerah itu.

Perempuan paruh baya ini mengatakan jika ada warga yang ditugaskan khusus untuk merawat dan memugar Banker Jepang itu, tentu warga sangat senang.

“Tentu perekonomian di pulau delta ini dapat lebih meningkat, jika ada yang ditunjuk untuk merawat dan membersihkannya sehari-hari, sehingga akan lebih terawat dan menarik untuk dikunjungi,” katanya.

Sebelumnya, pihak Dinas Kebudayaan Makassar telah berkunjung ke bunker peninggalan Jepang itu untuk melihat dari dekat kondisinya.

Menurut Pamong Kepurbakalaan Makassar Syaifuddin, kegiatan tersebut merupakan salah satu tujuan dari Dinas Kebudayaan Makassar untuk melihat langsung bunker peninggalan Jepang.

"Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan pelestarian nilai-nilai sejarah tradisi dan cagar budaya yang ada di Kota Makassar," ujarnya.

Syarifuddin menambahkan, benda bersejarah ini sudah menjadi perhatian Dinas Kebudyaaan Makassar khususnya pada Bidang Pelestarian sejarah, tradisi dan cagar budaya Dinas Kebudayaan Kota Makassar.


Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024